Sidikalang (SIB)
Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kajati Sumut), Ida Bagus Nyoman Wiswantanu meninjau kegiatan Adhyaksa peduli vaksinasi Covid-19, di Kejaksaan Negeri (Kejari) Dairi, Senin (25/10).
Kajati Sumut didampingi Asintel, Dwi Setyo Budi Utomo dan turut dihadiri Bupati Dairi, Eddy Keleng Ate Berutu, Kajari Dairi, Chandra Purnama, Ketua DPRD, Sabam Sibarani, Kapolres, AKBP Wahyudi Rahman, Dandim 0206/ Dairi, Letkol Adietya Y Nurtono, Kapolres Pakpak Bharat, AKBP Rocky H Marpaung, Sekda Pakpak Bharat, Sahat Banurea dan lainnya.
IBN Wiswantanu mengatakan, menurunkan dan menekan angka penularan Covid-19 di Kabupaten Dairi harus saling bahu-membahu. Capaian vaksinasi sudah mencapai 75 persen.
"Menekan angka penyebaran Covid-19, pembuatan tempat isolasi terpusat (Isoter), penyaluran bantuan sosial (Bansos) memerlukan komitmen yang tinggi. Dimana melindungi masyarakat dari penularan Covid-19, merupakan kewajiban," ucapnya.
IBN Wiswantanu menambahkan, melayani masyarakat harus saling bahu- membahu antara pemerintah daerah dan Forkopimda, untuk meningkatkan kesejahteraan dan keadilan tercapai bagi masyarakat Dairi.
Sementara itu, Eddy KA Berutu mengatakan, kasus Covid-19 di Kabupaten Dairi berangsur menurun, saat ini sudah masuk zona kuning dengan risiko rendah penularan. Penerapan protokol kesehatan (Prokes) ketat terus ditingkatkan serta komit melakukan vaksinasi, dengan harapan segera masuk pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 1.
"Beberapa bulan lalu, Dairi sempat masuk zona merah. Namun, jumlah kasus baru terkonfirmasi Covid-19 terus menurun," ucapnya.
Kegiatan Adhyaksa peduli vaksinasi Covid-19 sangat membantu Pemda, untuk mengejar persentase vaksinasi agar bisa mencapai 80 persen. Saat ini, kata Eddy KA Berutu, secara umum persentase vaksinasi di Dairi masih sekitar 75 persen dari target sasaran.
Akibat keterbatasan vaksin, Satgas Covid-19 Dairi fokuskan vaksinasi berbasis risiko penularan Covid-19, dengan mengutamakan warga lanjut usia (Lansia), warga memiliki riwayat komorbid, disabilitas dan ibu hamil. Kini sasaran sudah masuk pada anak sekolah berusia 12-17 tahun. (B03/a)