Kotapinang (SIB)
Punguan Ama Katolik (PAK) Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel) dan PAK Kabupaten Labuhanbatu se-Paroki Aek Nabara mengikuti seminar budaya Batak sejalan iman Katolik di Paroki Santo Fransiakus Asisi Aek Nabara, Kecamatan Bila Hulu, Kabupaten Labuhanbatu, Kamis (4/11).
Hal tersebut disampaikan RP Hebry Vicidius Walian SX sebagai Pastor Paroki Aek Nabara didampingi Pelaksana I Dewan Pastoral Paroki Manotar Marbun bersama Seksi PAK Hariaman Halomoan Manik dan Nelson Simbolon serta pengurus lainnya kepada SIB usai acara seminar.
Diterangkannya, seminar tersebut bertujuan memberikan pemahaman kepada Punguan Ama Katolik agar dapat menjadi "Parsinabul/Parsaut/Parsinabung/Raja Parhata Katolik" yaitu mengatur, mengarahkan, memandu, serta meningkatkan efektifitas dengan tetap mempertahankan, melestarikan nilai-nilai luhur budaya Batak yang dilandasi iman Katolik seperti pada pelaksanaan adat Perkawinan, adat Sari Matua, adat Saur Matua, adat Maulibulung dan sebagainya.
Dipaparkannya, peserta seminar merupakan utusan dari 42 stasi antara lain, dari PAK Kabupaten Labuhanbatu terdiri dari 25 stasi sedangkan PAK Kabupaten Labuhanbatu Selatan terdiri dari 17 Stasi. Peserta yang mengikuti seminar akan diberikan sertifikat.
RP Marcelinus Monang Sijabat OCarm, Pastor yang bertugas di Paroki Santa Lucia Salak Pakpak Barat sebagai narasumber yang didampingi Anggiat A Pasaribu mengatakan, Inkulturasi merupakan dasar hadirnya ajaran agama Katolik pada pelaksanaan budaya Batak.
Ditambahkannya, Parsinabul katolik harus seseorang yang sudah membayar adat (Mangadati), harus gabe (memiliki anak laki-laki dan perempuan), harus memiliki kehati-hatian, harus mampu memberikan solusi, tidak tamak, pintar bertutur kata dan mendengar dengan baik, juga bisa sebagai pengayom.
"Dengan hadirnya agama katolik di tanah Batak bukan bertujuan menghilangkan budaya Batak, tetapi menguatkan, melestarikan pelaksanaan budaya batak sesuai dengan iman katolik", ujar Marcelinus. (RM/c)