Medan (SIB)
Aktifitas dan transaksi bisnis kuliner dan katering lokal di daerah ini tampak mulai geliat kembali menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), yang didukung kebijakan pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) menjadi level-1 di Kota Medan.
Mantan Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Sumut Ir Henry Hutabarat dan praktisi bisnis ritel di Medan, Ir Sanusi Surbakti MBA MRE, dalam satu temu diskusi soal cagar budaya daerah Sumut di resto Kenanga Garden Medan Selayang, Rabu (15/12) menyebutkan geliat bisnis katering dan kuliner di daerah ini juga ditandai dengan adanya pertambahan order untuk sejumlah acara di hotel dan restoran-restoran kelas menengah.
"Geliat bangkitnya kembali bisnis katering jelang Nataru ini sudah terasa 2-3 pekan ini. Tapi mungkin karena faktor ekonomi akibat dampak pandemi, juga karena menu-menu baku di hotel dan restoran dinilai agak mahal, konsumen memesan menu lain yang harus kita order dari luar. Kebetulan menu reguest (permintaan)-nya bernuansa agak tradisional sehingga harus dipesan ke para UKM katering dan kuliner," ujar Henry Hutabarat kepada pers.
Selain untuk perayaan Natal bagi sejumlah organisasi gereja dan komunitas marga, order produk katering dan kuliner juga agak meningkat untuk sejumlah pertemuan lainnya seperti rapat atau FGD dengan tetap sesuai aturan Prokes. Persediaan menu yang terbatas pada restoran selama masa pandemi (umumnya nasi-mi goreng atau ayam goreng), mau tak mau harus tambah pasokan menu dari luar, khususnya dari kalangan UKM yang sudah jadi langganan pengadaan lauk pauk khas seperti ikan mas arsik, lele cabe ijo, ayam penyet dan lainnya.
Bersama manajernya Prana Hutabarat, Henry mengaku konsumen terkadang inginkan menu lain di luar menu yang tersedia.
Hal itu diakui Sanusi yang saat itu memang memesan menu khas Karo berupa penganan kue basah sedperti cimpa (lepat pulut khas Karo) untuk satu pertemuan internal satu organisasi kebudayaan Karo (BABKI). Mereka menyebutkan beberapa nama pelaku UKM yang menjadi mitra atau langganan pengadaan menu tertentu selama ini.
Terpisah, melalui hubungan seluler, pengusaha UKM bidang katering dan kuliner di Medan, Mohd Randi Hasibuan, mengaku pesanan--order sejumlah menu katering dan kuliner kepadanya memang meningkat dalam 1-2 bulan ini. Selain pesanan untuk tambahan menu ke resto di hotel menengah, juga untuk pesta dan resepsi keluarga dan kantor-kantor yang sudah mulai menggelar acara keramaian walau dengan jumlah yang masih terbatas atau dibatasi.
"Konsumen atau rekan-rekan UKM ada yang sempat tanya atau bilang, kalau bisnis saya yang kecil-kecilan ini mulai pulih karena bantuan BLT-UKM dari penyaluran yang katanya total Rp1,2 triliun pada September lalu. BLT apa, ini modal sendiri kok. Saya memang didaftar (terima BLT) yang katanya akan dapat Rp1,2 juta, tapi nyatanya tak dapat sepeserpun ketika program penyalurannya terlaksana di Medan saat itu. Berapa jatah UKM atau PKL di Sumut dari yang total (nasional) Rp1,2 triliun itu kita pun gak tahu," katanya kepada SIB sembari menyebutkan alamat rumah usahanya di kawasan Simpang Pemda Medan Selayang. (A5/c)