Lubukpakam (SIB)
Pemkab Deliserdang mulai kekurangan vaksin Sinovac yang akan dipergunakan untuk anak-anak. Saat ini stoknya sangat menipis dan bahkan ada beberapa Puskesmas yang memang sudah tidak memiliki stok. Belum ada kepastian kapan jatah vaksin sinovac akan kembali diterima dari Pemprov Sumut.
"Betul sudah tipis sekali memang, beberapa Puskesmas ada yang masih punya seribu tapi ada juga beberapa Puskesmas yang sudah nggak ada sama sekali. Mulai Minggu ini terjadi kekosongan vaksin Sinovac ini. Infonya minggu depan akan datang tapi belum tau pastinya kapan," ucap Kadis Kesehatan Deliserdang, dr Ade Budi Krista, Minggu (30/1).
Dr Ade mengaku dua pekan lalu Deliserdang mendapat jatah vaksin dua kali. Yang pertama diterima 40 ribu dan kemudian didapat lagi 35 ribu sehingga totalnya ada 75 ribu. Mengenai capaian disebut, saat ini sudah 56 persen anak yang sudah divaksin dari target 211.443 anak.
"Yang sudah divaksin sekarang sudah 120 ribuan. Minggu ini ada kabar akan datang lagi termasuk untuk yang akan dipakai dosis kedua. Sudah mau divaksin juga karena sudah mau 28 hari dari vaksin yang pertama," kata Ade Budi Krista.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kabupaten Deliserdang ini menyebut selama kegiatan vaksin anak berlangsung belum ada ditemukan kasus yang begitu menegangkan atau mengalami efek yang besar. Diakui sempat ada anak di daerah Kecamatan Namorambe yang memang sempat dibawa ke rumah sakit karena mengalami kejang-kejang. Disebut hal itu terjadi setelah satu hari dilakukan vaksinasi dan anak juga punya riwayat penyakit epilepsi.
"Sempat dibawa ke rumah sakit dan kita fasilitasi karena orangtuanya sempat risau. Sekarang sudah nggak ada masalah lagi karena sudah pulang. Kalau yang sampai parah efeknya belum ada, paling cuma demam gatal dan bengkak sedikit, itu sih biasa," kata dr Ade.
Diakui dr Ade selama jatah vaksin menipis jadwal vaksinasi di sekolah-sekolah pun mulai kacau. Hal ini karena pihak Puskesmas juga menyesuaikan jumlah dosis yang masih tersedia dengan jumlah siswa siswi yang ada di sekolah.
Diusahakan kalau kegiatan vaksinasi di sekolah dilakukan dalam sekali jalan sehingga tidak berulang-ulang. Ketika dosisnya terbatas maka akan disesuaikan lokasi vaksin dengan sekolah yang memiliki jumlah anak didik lebih sedikit.
"Kalau kegiatan vaksin untuk anak-anak masih kita lakukan di sekolah-sekolah. Tapi ada juga orang tua yang bawa anaknya ke Puskesmas dan rumah sakit dan ini tetap dilayani. Tetap harus prokes meskipun sudah divaksin kita karena kasus di Deliserdang ada lagi dan sekarang bertambah 6 orang. Padahal sudah lama nggak ada tapi sekarang ada lagi 6 orang yang positif," katanya. (C3/f)