Nias (harianSIB.com)
Komoditas pertanian Pulau Nias berpotensi besar dapat diekspor ke Jepang, sebab berbagai jenis hasil bumi belum termanfaatkan secara efektif.
Ketua Komite Kadin ASEAN Indonsia, Parlindungan Purba, Kamis (10/2/2022) kepada Jurnalis Koran SIB Riswan Gultom menjelaskan, salah satu jalur strategis mengangkat taraf hidup masyarakat Nias adalah dengan cara eksplorasi komoditas pertanian untuk mendapatkan nilai tambah dan diekspor ke luar negeri.
Dipaparkan, komoditas unggulan seperti kelapa, pisang dan karet dapat dikirim ke daerah lain yang direkomendasi untuk mendapatkan bentuk setengah jadi misalnya, lalu diekspor ke Jepang. Nias menjadi penyangga dalam arus perdagangan ini.
Dia pun menjelaskan potensi pertaian Pulau Nias. Pisang yang tumbuh subur di tiap kecamatan pada tahun 2015 dapat berproduksi hingga 764 ton, kakao 858 ton, karet 7.552 ton. Sementara lahan kelapa yang mencapi 50.000 hektare lebih dapat menghasilkan 13.669 ton.
Gambaran di atas adalah kondisi pertanian belum tertata secara intensif. Pembinaan komunitas petani tentu akan mendongkrak produksi secara signifikan.
Pengolahan komoditas pertanian Nias saat ini dikatakan sesuatu yang memungkinkan mengangkat kesejahteraan, sebab, industri saat ini didukung energi listrik.
"Saat ini daya listrik di Nias cukup, bahkan lebih, sehingga kita tidak terlalu khawatir soal industri," tambah Parlindungan yang juga Ketua Apindo Sumut.
Langkah Parlindungan pun didukung sejumlah pemerintahan daerah di Nias. Bupati Nias Utara, Amizaro Waruwu baru baru ini misalnya, mendukung langkah Parlindungan. Amizaro pun meminta agar warganya dibina, diajari cara bertani serta mendapat akses bantuan peralatan.
Sama halnya dengan Menkum HAM Yasonna Laoly. Ia menyambut baik gagasan Parlindungan. Yasonna memaparkan sejumlah komoditas pertanian Nias yang memiliki kwalitas, mampu bersaing dengan hasil bumi daerah lain, seperti misalnya durian Nias. (*)