Medan (SIB)
Jhon Tulus Rialdi Sitompul SSos, Warga Medan - Sumatera Utara (SU), berterima kasih pada sejumlah pihak karena sejak Februari, Pemerintah di bawah kepemimpinan Presdien Joko Widodo, dalam hal ini BPJS Kesehatan mengkover obat kemo.
“Saya apresiatif, berterima kasih pada Komite Independen Batak (KIB), Ibu Srimastuti yang Sekretaris Pribadi (Sespri) Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Ibu Megawati Soekarnoputri, yang gigih memerjuangkannya hingga berhasil,†ujar pegiat budaya itu didampingi Sekjen KIB Nana Ruth Panjaitan di Medan, Sabtu (26/2).
Sebelumnya, Jhon Sitompul cerita, obat kemo tidak dikover. Padahal biayanya tinggi. Untuk satu ampul dan kemoterapi, misalnya, dibutuhkan Rp25 juta sampai Rp60 juta / bulan. “Saya harus menjual rumah, berutang pada banyak pihak yang berbaik hati untuk menyambung hidup saya,†ujarnya.
Ia tercatat sebagai peserta BPJS Kesehatan kelas III dengan status penderita kanker darah jenis multiple myloma.
Mengonsumsi obat Fonkozomid, Bortezomid dan lainnya yang digunakan 1 siklus 4 kali dan bisa digunakan sampai 10 siklus atau antara Rp160 juta - Rp600 juta. Sebelumnya, dengan cara yang sama berobat di Singapura serta Kuala Lumpur, dibutuhkan sampai miliaran. “Gak mampulah, saya cabut dari rumah sakit luar kembali ke Indonesia dan bertahun-tahun berjuang,†jelasnya.
Di Indonesia, fungsionaris KIB seperti Capt Tagor Aruan, usahawan dan dermawan Eddin Sihaloho, Jane's Peranginangin dan Bron's Alfiner Situmorang berjuang agar BPJS Kesehatan mengkover. “Di Jakarta, Ibu Srimastuti berkoordinasi dengan anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan. Sekarang perjuangan sudah berhasil. Ini bukan semata untuk saya tapi seluruh penderita kanker yang butuh obat serupa,†tegasnya.
Jhon Sitompul merinci, bila proses kemo, banyak penderita kanker jenis lain pun berharap agar BPJS Kesehatan mengkover. “Doa saya dijawab-Nya dan kiranya menginspirasi orang-orang yang selama ini karena keterbatasan, tak dapat berobat, melanjutkan langkah untuk berjuang melanjutkan perjuangan agar hidup kembali normal.†(R10/a)