Medan (SIB)
Sedikitnya 12 rumah penduduk dan satu rumah ibadah hancur atau atapnya habis diterjang angin puting-beliung di Jalan Tangguk Bongkar III, IV, V, VII dan VIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai, Rabu (23/3) malam.
Berdasarkan laporan Kepling Lingkungan VII Esron Panggabean dan Lurah Tegal Sari Mandala II A Damzi Harahap SSTP kepada anggota DPRD Sumut Ir Parlaungan Simangunsong ST IPM yang melakukan kunjungan ke lapangan, Kamis (24/3), dari 12 rumah dan satu rumah ibadah yang rusak, 6 di antaranya paling parah, karena seluruh atapnya terbang disapu angin puting beliung.
Adapun rumah penduduk yang mengalami rusak yang atapnya terbang di Jalan Tangguk Bongkar VIII, yakni rumah Bangun Sipahutar, Anggiat Sipahutar, Esron Silalahi, Tumpak Silalahi, R Br Manulang, Pasaribu dan garasi Gereja Pantekosta Indonesia (GPI).
Sementara rumah di Jalan Tangguk Bongkar III, milik Wagiman atap kanopi rangka baja gudang terbang, Jalan Tangguk Bongkar IV rumah Jonpris Pakpahan, atapnya terbang diterjang angin, Jalan Tangguk Bongkar V rumah Tigor Hasiholan Pasaribu, atap rumah hancur.
Begitu juga rumah Herbert Pangaribuan dan Robin Marbun di Jalan Tangguk Bongkar VII atapnya rusak diterjang angin puting beliung, sehingga sangat mengharapkan bantuan dari Pemko Medan untuk memperbaiki rumah mereka yang hancur.
Tali Kasih
Melihat musibah bencana alam yang dialami masyarakat Tegal Sari Mandala II, Parlaungan Simangunsong memberi bantuan tali kasih untuk meringankan beban masyarakat yang rumahnya tidak bisa lagi dihuni untuk sementara dan terpaksa pindah ke tempat famili atau tetangga terdekat.
Parlaungan meminta masyarakat agar tabah menghadapi bencana angin puting-beliung yang menghancurkan rumah-rumah penduduk dan berharap bantuan yang diberikan ala kadarnya tersebut dapat dipergunakan sebaik-baiknya.
Dalam kesempatan itu, politisi Partai Demokrat Sumut itu juga mendesak Pemko Medan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) segera turun ke lapangan guna membantu masyarakat yang jadi korban, agar beban penderitaan masyarakat bisa berkurang.
Dalam memberi bantuan berupa tali kasih ini, Parlaungan terpaksa dibonceng salah seorang Kepling menggunakan sepeda motor dari Jalan Tangguk Bongkar VII ke Tangguk Bongkar III, IV, V dan VIII, karena kondisi jalan yang sempit dan rusak serta berlumpur. (A4/d)