Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Rabu, 20 Agustus 2025

Pemuda Nias Gelar Diskusi Ketertinggalan Pulau Nias di Gunungsitoli

Redaksi - Jumat, 08 April 2022 10:49 WIB
301 view
Pemuda Nias Gelar Diskusi Ketertinggalan Pulau Nias di Gunungsitoli
(Foto: SIB/Riswan H Gultom)
PAPARKAN: Karya Batee (kiri) memaparkan narasi pembangunan bersama Desmen Hia (tengah) dalam diskusi bertajuk "Mengapa Nias tidak beranjak maju", Kamis (7/4/2022), di Gunungsitoli.  
Gunungsitoli (harianSIB.com)
Sekelompok pemuda Nias yang tinggal dan berkarya di Jakarta menggelar diskusi pembangunan bersama elemen pemuda, jurnalis dan profesi lainnya, di Gunungsitoli, Kamis (7/4/2022).

Diskusi mengambil topik "Mengapa Kepulauan Nias tidak Berajak Maju Ditinjau dari Perspektif SDM, Infrastruktur dan Teghnologi (digitalisasi)". Narasumber yang tampil praktisi Hukum Desmen Hia MH, Ketua Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Gunungsitoli, Karya Batee SSTP MAP. Dalam kegiatan yang diikuti jurnalis SIB Riswan H Gultom itu, tampil sebagai moderator, Yones Laia.

Dalam paparannya, Desmen menyampaikan 3 alasan Nias tidak memiliki lompatan yang kuat dalam mengejar ketertinggalan. Yakni, kendala infrastruktur menyangkut sulitnya pembebasan lahan dalam pembangunan. Kemudian, proses pembangunan yang dinilai kurang terencana sehingga kerap mengundang perdebatan dan soal perencanaan pendanaan.

Pembangunan juga dikatakan sering disusupi pihak non formal seperti parpol, kelompok kepentingan pembisik, pihak penekan ibarat LSM, badan hukum dan yayasan. Kemudian media dan sistem komunikasi politik.

"Sesuai penelitian kita, ada 5 kelompok yang membuat pemerintah gamang dalam mengambil keputusan mulai perencanaan hingga pengawasan pembagunan," jelas Desmen.

Sementara itu, Karya Batee, yang saat ini menjabat Kepala Bappeda Kota Gunungsitoli mengatakan, sesuai indikator makro, majunya suatu daerah ditentukan tiga pemangku kepentingan yang harus berkolaborasi, yakni pemerintah, masyarakat dan swasta. Pemerintah giat merangsang investor agar menanamkan modal sehingga lapangan kerja terbuka dan menghepang inflasi melalui harga kebutuhan yang seimbang.

Dalam pembangunan SDM, dikatakan, Pemko Gunungsitoli kini menyadur kurikulum nasional degan motto merdeka. "Kota Gunungsitoli mengembangkan kurikulum merdeka dengan belajar merdeka, mengefektifkan peran guru dan stakeholder, sangat efektif dalam pembelajaran masa Covid-19," jelasnya sembari menambahkan, pemberian beasiswa juga disemarakkan dalam pembangunan nyata SDM.

Karya Batee juga memaparkan Gunungsitoli dalam angka di mana Indeks Pembangunan mlManusia (IPM) merupakan tertinggi di Pulau Nias. Diharapkan 4 daerah lainnya saling berlomba dalam pembenahan SDM.

Sementara dalam perencanaan pembangunan, Karya Batee tidak menampik adanya tekanan tekanan dalam pengambilan keputusan, sehingga pemuda pemuda ke depan diharapkan menjadi agen perubahan dalam perbaikan Pulau Nias secara umum.

Kegiatan diskusi cukup menarik dengan adanya saran bahkan kritik tajam dari para pemuda untuk kemajuan, seperti masukan dari Erwin Zebua, Hendrik Halawa, Sabarman Zalukhu dan peserta lainnya. (*)

Editor
:
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru