Medan (SIB)
Hujan yang melanda sebagian kota Medan di kawasan Medan Estate dan Medan Tembung mengakibatkan sejumlah ruas jalan banjir hingga setinggi lutut orang dewasa, Rabu (19/4).
Saat hujan terlihat ruas jalan banjir parah di sepanjang Jalan William Iskandar,Jalan Keruntung,Jalan Pancing Ujung (Simpang BW-menuju jalan Percut) dan Jalan Budi Utomo.
Dari lokasi di Jalan William Iskandar, terlihat banjir parah di satu sisi kanan badan jalan arah Jalan Pancing menuju Unimed diakibatkan parit sepanjang jalan tersebut tidak ada sehingga air tertumpu ke badan jalan.
Sementara di Jalan Keruntung, terlihat banjir akibat parit tidak berfungsi karena tertimbun lumpur sehingga air melimpah ke badan jalan.
Sementara di kawasan Jalan Pancing Ujung dan Jalan Budi Utomo, banjir terjadi karena alur parit terutama di simpang Jalan Cemara yang menjadi alur air semakin sempit dampak pembangunan perumahan di kawasan itu.
Sejumlah warga ditemui di Jalan Budi Utomo mengaku banjir sudah menjadi langganan karena volume air tidak dapat tertampung parit.
Sementara di Jalan Keruntung, tampak kesadaran masyarakat yang minim untuk tidak membersihkan parit di depan rumah masing-masing. Hal itu membuat banjir kerap menggenangi jalan tersebut.
Warga mengharapkan pemerintah kota Medan membenahi parit dengan menggunakan alat berat sehingga kesehatan lingkungan lebih baik, jika tidak maka dikhawatirkan dapat mengganggu kesehatan warga sekitar.
Banjir Rob
Sementara itu, luapan gelombang pasang air laut yang masih terjadi pada Selasa (19/4/2022) tidak hanya merendam kawasan pemukiman warga serta berbagai prasarana di Kecamatan Medan Belawan, bahkan ratusan rumah di Kecamatan Medan Marelan dan Medan Labuhan juga terendam banjir.
Pantauan wartawan Selasa sore, banjir rob yang merangsek hingga ke Medan Marelan tersebut, tampak merendam kawasan pemukiman penduduk di Lingkungan 7 sekitarnya, Kelurahan Labuhandeli, bahkan air laut juga merendam badan Jalan Young Panah Hijau.
Walaupun hanya berlangsung hanya atau sekitar dua hingga tiga jam, tetapi kondisi itu mengganggu warga dalam menjalankan kegiatan rutin sehari-harinya.
Selain banjir rob yang dalam beberapa tahun terakhir kerap terjadi di kawasan Medan Marelan mengakibatkan proses kerusakan rumah permanen yang dibangun para nelayan, semakin cepat terjadi.
Bahkan menurut Sahrum (59) karena rumahnya kerap terendam banjir rob, ia dan anggota keluarganya terpaksa mendirikan rumah di salah satu ruang pada tanggul Sungai Deli di Jalan Young Panah Hijau.
"Sudah dua tahun saya pindah ke tanggul sungai, karena rumah kami sering terendam banjir rob, dengan ketinggian hampir mencapai pinggang, terpaksa kami membangun rumah di tanggul sungai," ujar Sahrum yang sehari-hari bekerja sebagai nelayan, kepada wartawan.
Ia juga mengatakan, selain ia dan keluarga ada juga sejumlah rekannya melakukan hal yang sama.
Warga sangat berharap pihak terkait segera membangun tanggul pada aliran anak sungai sehingga ketika terjadi gelombang pasang, air laut tidak merangsek ke pemukiman penduduk.
Sementara itu, luapan air laut juga merendam pemukinan penduduk di kawasan Kelurahan Nelayan Indah dan Sei Mati, Kecamatan Medan Labuhan.(A03/A9/d)