Medan (SIB)
Kepolisian Republik Indonesia dinilai telah banyak memberikan kontribusi terhadap bangsa dan negara, sembari terus melakukan upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pengabdian.
Jargon presisi yang dijalankan semakin berhasil maksimal dengan partisipasi publik. Presisi adalah akronim dari kata prediktif, responsibilitas, transparansi dan berkeadilan. Semakin sempurna dengan partisipasi warga.
Demikian diutarakan tokoh warga Sumut Dr RE Nainggolan MM di Medan, Jumat (1/7) usai memeringati Hari Bhayangkara.
“Saya kira pada momen Hari Bhayangkara ke-76 ini sangat patut kita sampaikan apresiasi dan penghargaan yang tulus kepada Polri, secara khusus Polda Sumatera Utara. Banyak kemajuan dan prestasi yang sudah ditorehkan, walaupun tetap ada berbagai masalah yang masih harus terus diselesaikan,” ujarnya.
Diungkapkannya, di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, bisa terlihat jelas adanya kemauan dan keseriusan untuk memastikan adanya akuntabilitas dan transparansi dalam penggunaan anggaran.
“Tekad tersebut juga bisa diikuti dan direalisasikan Kapolda Sumut, Bapak Irjen (Pol) RZ Panca Putra Simanjuntak. Sosok Kapolda yang selalu berupaya dekat dan tak berjarak dengan masyarakat,” ujar sesepuh birokrat yang pernah menjadi Sekdaprovsu itu.
Dia mengingatkan, di setiap organisasi dan institusi, peran sosok pimpinan itu sangat menentukan. “Kepemimpinan itu bukan sekadar memberi komando dan perintah, tetapi yang lebih penting lagi menginspirasi, memberi contoh nyata dan teladan untuk diikuti seluruh jajaran di bawahnya, menjadi pionir untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik,” katanya.
Tidak heran, tambah RE Nainggolan, para personel Poldasu sekarang juga semakin simpatik dan ramah kepada masyarakat, termasuk mereka yang bertugas sebagai Polantas. Polri yang humanis menurutnya tidak berhenti menjadi sekadar jargon.
“Pak Panca itu energik betul. Sangat “mobile” ke mana-mana, turun langsung ke lapangan. Beliau juga sangat berhasil membangun kedekatan dengan berbagai komponen masyarakat, pemuka agama, tokoh pemuda, bahkan pelajar dan mahasiswa,” ungkapnya.
Di sisi lain, RE yang pernah menjadi Bupati Tapanuli Utara itu menyebut tetap ada “pekerjaan rumah” yang harus diselesaikan dengan upaya berkelanjutan.
“Sumut masih punya nama buruk terkait peredaran narkoba, perjudian, geng liar, dan premanisme. Ada perbaikan yang sangat signifikan, tetapi jelas masih dibutuhkan upaya yang terus menerus dan terfokus,” katanya.
Pada bagian lain, RE juga menyampaikan apresiasi secara khusus terkait kinerja Polri dalam penanganan terorisme dan wabah Covid-19.
“Harus kita akui, Polri jadi salah satu tulang punggung mengatasi pandemi termasuk dalam menjaga ketertiban masyarakat terkait berbagai dampak Covid 19,” tambahnya.
Ke depan, RE mengharapkan Polri terus melanjutkan upaya meyakinkan masyarakat bahwa semua orang sama di hadapan hukum, sesuai dengan jati diri Korps Bhayangkara untuk melindungi dan melayani semua golongan masyarakat, tanpa membedakan status sosial dan hal-hal lainnya. (R10/a)