Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 07 Juli 2025

Forum Pesantren Tolak Politik Identitas serta Politisasi Agama di SU

Redaksi - Senin, 25 Juli 2022 18:06 WIB
553 view
Forum Pesantren Tolak Politik Identitas serta Politisasi Agama di SU
Foto: BSPSU /Yudha
Tolak Politik Identitas: Ketua Umum BSPSU, Yulizar Parlagutan Lubis (tengah berbaju gelap), Sabtu (23/7) di Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Darul Hikmah Taman Pendidikan Islam Jalan Pelajar, Teladan Timur, Medan Kota didampingi Wakil Di
Medan (SIB)
Badan Silaturahmi Pesantren Sumatera Utara (BSPSU) atau forum pesantren menolak praktik politik identitas serta politisi agama di Sumatera Utara (SU). Alasannya, cara demikian dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Sejalan dengan hal tersebut, anak-anak muda terutama para pelajar, harus diberi pengajaran dan bimbingan agar nantinya dapat menjadi pemilih yang cerdas dan tidak terpengaruh terhadap upaya-upaya penggunaan politik identitas.

Ketua Umum BSPSU, Yulizar Parlagutan Lubis menyampaikan hal itu, Sabtu (23/7) di Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Darul Hikmah Taman Pendidikan Islam Jalan Pelajar, Teladan Timur, Medan Kota. Kegiatan bertema “Menolak Politik Identitas serta Politisasi Agama” itu diitu ratusan santri dan santriyah dari tingkat Tsanawiyah dan Aliyah. Hadir juga Wakil Direktur Ponpes Darul Hikmah Medan, Yose Rizal dan ustad serta ustazah ponpes yang oleh panitia jumlahnya tidak kuran dari 320 orang.

Yulizar Parlagutan Lubis memastikan, politik identitas yang menghalalkan segala cara, berdampak kepada terpolarisasi masyarakat dan mengancam persatuan dan kesatuan. "Harapan kita agar pesantren, baik tenaga pengajar dan santri dapat bersama-sama memahami dan mengedukasi masyarakat terkait bahaya politik identitas ini," tegasnya.

Ulama dan politisi senior itu menilai, belakangan ada istilah politik identitas dan anti-politik. Antisipasinya, harus ada pendidikan politik di pesantren-pesantren, bahkan pihak pesantren beserta anak-anak didiknya belum tentu paham terkait politik dan politik identitas. “Kita harus terbuka. Lembaga-lembaga pendidikan harus terbuka, termasuk pesantren-pesantren. Harus ada fatwa jihad... kala masa kolonial saja muncul pahlawan-pahlawan pesantren berani melawan kolonial penjajah dengan fatwa-fatwa jihad untuk merebut republik ini.” [br]

Ia menyesalkan, kenapa masih ada orang-orang mengedepankan politik identitas. “Maka kami coba hari ini, ternyata lihat betapa antusias mereka, bahwa 'The Future is Belong to Him', masa depan ada di tangan mereka. Karena itu, mari kita jernihkan pemikiran mereka memandang republik ini," ajaknya. "Saya ingatkan, gunakan hakmu jika sudah waktunya memilih di Pemilu bagi pemilih pemula, jangan dipaksa oleh sistem atau apapun, gunakan hati nuranimu, mereka juga harus belajar menang dan kalah.”

Wakil Direktur Ponpes Darul Hikmah Medan, Yose Rizal, berharap kegiatan tersebut dapat terus dilakukan dan pihaknys mengaku terbuka bagi siapapun yang ingin memberikan bimbingan, pembelajaran dan motivasi bagi anak-anak pesantren.

"Kami siap menerima kehadiran bagi siapapun yang hadir ke pesantren kami. Sebelumnya tidak pernah ada pendidikan seperti ini. Inilah baru pertama kali diberikan bimbingan dan pengetahuan tentang politik. Kami ucapkan terima kasih dan semoga ini bukan yang pertama dan terakhir. Bimbingan seperti ini sangat bagus untuk membuka pintu dan pikiran anak-anak kami, sehingga nantinya mereka memilih pemimpin bangsa ini dengan baik dan benar," tutupnya. (R10/d)

Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru