Sejumlah pasien peserta BPJS Kesehatan mengeluhkan stok obat di RSUD Kotapinang.
Pasalnya, sering kali obat-obatan yang dibutuhkan pasien kosong, sehingga mereka terpaksa membeli dari apotek.
Akibatnya, obat yang seharusnya dibayarkan BPJS Kesehatan, terpaksa dibeli menggunakan uang pribadi.
Salah seorang pasien, Salmah (51) kepada wartawan, Selasa (2/8/2022) menuturkan, dalam beberapa bulan terakhir obat yang dibutukannya tidak tersedia di apotek RSUD Kotapinang.
Padahal kata dia, sebagai peserta BPJS Kesehatan, seharusnya obat tersebut tidak perlu dibayar.
“Karena nggak ada di RSUD, saya terpaksa beli di apotek. Sementara harganya cukup mahal. Kalau begini, untuk apa kami bayar iuran BPJS Kesehatan setiap bulan,” katanya.
Pasien lainnya, Arifin (48) mengeluhkan hal yang sama. Anehnya kata dia, biaya yang dikeluarkan untuk membeli obat di apotek tidak diganti oleh pihak RSUD, untuk diklaim ke BPJS Kesehatan.
“Inikan aneh. Harusnyakan biaya obat itu bisa diklaim ke BPJS Kesehatan, sehingga uang kami dikembalikan. Namun pihak RSUD Kotapinang tidak membimbing kami melakukannya,” katanya.
Sementara itu, Direktur RSUD Kotapinang, dr Ridwan yang dikonfirmasi membenarkan masih terkendalanya sistem pengadaan obat-obatan.
Menurutnya, ada sejumlah obat yang memang terlambat datangnya, meskipun sudah dipesan cukup lama.[br]
“Ada kendala memang. Beberapa obat itu ada yang lama datangnya. Sementara kita tidak dibenarkan menggunakan obat paten,” katanya.
Meski demikian kata dia, bagi pasien yang terpaksa menebus obat diapotek, uangnya akan dikembalikan oleh pihak rumah sakit melalui Bendahara Pengeluaran.
Namun kata dia, sistem pencairannya juga butuh waktu, karena keterbatasan keuangan RSUD Kotapinang.
“Kami berupaya memperbaiki layanan di RSUD Kotapinang. Seperti darah misalnya, selama ini pasien harus mendahulukan untuk menebusnya, sekarang tidak lagi. Kami menyediakan sejumlah dana untuk menebus darah tersebut. Namun untuk obat-obatan, memang belum tercakup, karena biayanya besar. Begitu pun sedang kami upayakan, sehingga pasien terbantu,” kataya. (*)