Simalungun (SIB)
Harga-harga komoditas hasil pertanian dan perikanan di Simalungun naik karena jalan rusak.
Komoditas yang naik mulai dari kebutuhan dapur hingga bahan makanan seperti beras dan kacang-kacangan. Untuk pertanian, ikan emas dan nila sebagai mata produksi mengalami kenaikan signifikan.
“Kami warga Simalungun, khususnya yang berasal dari Desa Silaumalela dan Desa Larasdua minta sesegeranya jalan diperbaiki,” ujar tokoh Desa Silaumalela Dr Tunggul Sihombing MA didampingi tokoh dari Desa Larasdua Binsar Simarmata di Coffe Dante Davin Pasar Baru Medan, Rabu (31/8).
“Saya berharap, harga-harga dapat dikendalikan dengan konsep berpihak pada rakyat,” tambah akademisi yang staf pengajar di Sekolah Pascasarjana Master Administrasi Publik USU tersebut.
Menurutnya, naik bukan menguntungkan masyarakat tapi karena high cost economy justru membuat petani rugi sebab mengeluarkan biaya produksi lebih tinggi namun barang jadi kalah saing dalam harga jual dengan produksi dari daerah lain.
Ia mengatakan, kerusakan jalan di kampung halamannya itu sangat terasa sejak simpang Jalan Asahan Batu Anam. Begitu melewati Perumnas Batu Anam, jalan semakin rusak.
“Jalan rusak sampai ke desa hingga ke Bahgunung. Saya sudah berdialog dengan warga kampung halaman, ‘apakah membayar pajak?’ mereka jawab, bayar. Artinya, kami berhak mendapatkan pelayanan publik yang sama,” tegasnya.
Menurut catatannya, jalan tersebut pernah dibangun tapi di masa pemerintahan Presiden SBY. “Sejak saat itu, tak ada lagi pembenahan. Jalan tersebut adalah jalan kabupaten,“ tambahnya.
Sejumlah dampak negatif akibat jalan rusak semakin parah tersebut. Di musim penghujan, tercipta kubangan dan saat panas, polusi debu.
“Jarak tempuh dari desa ke jalan provinsi, bisanya 20 menit menjadi minimal sejm. Anak-anak yang hendak sekolah, harus berangkat lebih pagi agar tidak terlambat,” tambah tokoh pendidikan yang Pengawasan di Yayasan Pendidikan Katolik Don Bosco tersebut. (R10/f)