Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 29 Juni 2025

Akademisi Harap Pembangunan Tol Tebingtinggi - Parapat Ikut Bangun Jalan Kabupaten

Redaksi - Sabtu, 03 September 2022 19:41 WIB
432 view
Akademisi Harap Pembangunan Tol Tebingtinggi - Parapat Ikut Bangun Jalan Kabupaten
(Foto: Yayasan YPK Don Bosco)
Minta Perbaikan Jalan: Akademisi Tunggul Sihombing dan Binsar Simarmata minta perbaikan jalan kabupaten di Simalungun untuk ‘menyinerjikan’ dengan pembangunan tol Tebingtinggi - Parapatguna mendukung pembagunan destinasi pariwisata su
Medan (SIB)
Dr Tunggul Sihombing MA dan Drs Binsar Simarmata minta pada Pemerintah Pusat mempercepat pembangunan tol Tebingtinggi - Parapat guna sesegeranya berdampak menyejahterakan masyarakat.

Khususnya dalam mendukung destinasi pariwisata baru dalam cakupan mempercepat pembanguna pariwisata super prioritas di Danau Toba.

“Tetapi, bangun juga jalan kota dan kabupaten serta jalan provinsi agar ada ‘sinerjitas’ pengadaan infrastruktur. Yang terjadi sekarang, insfrastruktur jalan-jalan sekunder sebagai bagian dari pergerakan ekonomi rakyat, ‘ditinggalkan’ hingga masyarakat acuh bahkan seperti menjadi antipati dengan pembangunan tol tersebut.

Sebabnya, tak berdampak pada warga,” tegas Tunggul Sihombing di Coffe Dante Davin - Pasar Baru Medan, Kamis (1/9).

Dosen Sekolah Pascasarjana Master Administrasi Publik (MAP) Universitas Sumatera Utara (USU) itu mengritisi kondisi jalan kabupaten di Simalungun yang semakin hari semakin kupak-kapik.

“Jalan kabupaten di desa kelahiran saya, Desa Silaumalela, rusak parah. Sudah hampir sedasa warsa kami berharap perbaikan, tapi... masih menunggu realisasi yang entah kapan,” tegasnya.

Hal serupa diutarakan Binsar Simarmata. Tokoh Katolik asal Desa Larasdua Simalungun itu mengeluhkan hal serupa. Desa Larasdua adalah desa terdepan dari kota Pematangsiantar.

Ke belakang lagi, ada Desa Silaumalela terus ada desa-desa yang memiliki potensi pariwisata serta pertanian dan perikanan.

“Informasi sampak ke masyarakat, pemerintah sedang menggenjot pembangunan jalan tol, tapi di desa kami, jalan-jalan jadi kubangan bila hujan dan jadi sumber polusi bila musim panas. Ironis. Ini jadi sumbu apatisme warga pada proyek pembanguan jalan tol,” tambahnya.

Keduanya miris karena jalan kabupaten yang menghubungkan desa-desa asal mereka, diperbaiki di era pemerintahan SBY.[br]





“Warga di desa kami dan desa-desa tetangga adalah ‘Jokowi mided’ tapi kok seperti ini,” tegas Binsar Simarmata sambil berharap kiranya Pemkab Simalungun memerhatikan jalan desa-desa sebagai bagian perberdayaan potensi desa.

Keduanya melukiskan jalan desa yang rusak. Mulai dari simpang Jalan Asahan di perbatasan Pematangsiantar - Simalungun, begitu masuk ke wilayah Simalungun, berhadapan dengan infrastruktur yang jauh dari memadai.

“Sejak Jalan Asahan Batu Anam terus ke dalam, rusak. Semakin ke dalam semakin rusak. Padahal di hulunya ada lokasi wisata favorit, Pemandian Pamatang yang sohor dan jadi sentra ekonomi warga. Karena infrastruktur tidak diperbaiki, pengunjung semakin menyusut dan warga tak beroleh pemasukan,” tambah Tunggul Sihombing.

Mengait pada pengabdiannya sebagai pendidik, ia kerap menyuarakan aspirasi warga desanya pada mahasiswa yang hendak KKN di Simalungun atau peserta didik pascasarjana MAP asal Simalungun, tapi belum ada dampak signifikan dalam perbaikan. (R10/c)





Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru