Pematangsiantar (SIB)
Ratusan massa Futasi (Forum Tani Sejahtera Indonesia) berunjuk rasa ke kantor DPRD Pematangsiantar di Jalan Adam Malik, Senin (28/11), untuk menyampaikan aspirasi penderitaan mereka, dampak okupasi PTPN III Bangun, atas lahan yang sudah 18 tahun diusahai mereka di Kelurahan Gurilla, Kecamatan Siantar Sitalasari.
PTPN III Kebun Bangun menyebutkan telah memegang perpanjangan HGU lahan Gurilla seluas 124 hektare sejak tahun Januari 2005, meski sangat diragukan kebenarannya. Kalau memang sudah memegang HGU sejak tahun 2005, dipertanyakan kenapa setelah18 tahun, ada pembangunan di lokasi semisal ruas jalan outer ring road dan rencana jalan Tol, baru melakukan okupasi?
Dikritik tindakan okupasi I, Selasa (18/10) dan okupasi II, Selasa (22/11), pihak kebun dengan Satpam disebut selalu melakukan tindakan kekerasan, menyebabkan warga cedera dan anak-anak trauma. Untuk mencegah tindakan tak manusiawi itu, Futasi menyatakan sikap (1) tanah untuk rakyat (2) stop okupasi (3) tolak suguh hati oleh PTPN III Kebun Bangun (4) stop kekerasan oleh Satpam (5) meminta Wali Kota dan DPRD Pematangsiantar bersikap terkait konflik PTPN III Bangun dengan warga Gurilla.
Unjuk rasa ratusan massa komunitas Futasi dikawal ketat aparat Polres Pematangsiantar, lebih satu jam menunggui kehadiran Pimpinan DPRD di halaman depan kantor wakil rakyat tersebut, sembari lima orang wakil mereka Tiormerlin br Sitinjak, Juli Sitanggang, Fery Panjaitan, Gibson Aruan dan Torop Sihombing bergantian menyampaikan orasi, mempertanyakan “kenapa DPRD Pematangsiantar tidak perduli terhadap rakyat yang menderita, dampak okupasi PTPN III Bangun.”
Tiomerlin Sitinjak mengkritik, kenapa DPRD Pematangsiantar tak mau mendengarkan, sungguh menyedihkan bagi petani, dampak okupasi lahan yang sudah diusahai mereka selama 18 tahun. “Kenapa rakyatnya ditindas, dihancurkan kehidupannya, tak pernah dilihat DPRD,” kata Tiomerlin nada suara lantang.[br]
Sudah dua bulan petani Futasi, kata Tiomerlin Sitinjak menderita, tolong turun DPRD ke lokasi okupasi lahan. Dia pun mempertanyakan, ada apa dengan pejabat, rakyatnya menderita tidak dimediasi. “Tolong turun ke lokasi, hargai masyarakat tertindas,” tegasnya.
Pengunjuk rasa menggelar sejumlah poster bertuliskan, Lawan segala bentuk kekerasan lahan petani berdaulat tanahnya, Gurilla melawan hentikan okupasi. Laksanakan reforma agraria, Tanah untuk rakyat dan kedepankan dialog dalam penyelesaian konflik.
Setelah kelima utusan Futasi menyampaikan orasi, Wakil Ketua DPRD Pematangsiantar, Ronald D Tampubolon SH didampingi Hj Nurlela Sikumbang, menemui massa pengunjukrasa. Setelah dialog singkat, disepakati dilakukan pertemuan beberapa orang utusan komunitas Futasi, Torop Sihombing, Tiomerlin br Sitinjak, Tom Sihaloho, Fery Panjaitan, Gibson Aruan.
Kesepakatan bersama dalam pertemuan singkat, hasilnya 5 butir disampaikan kepada Ketua DPRD untuk dibicarakan dengan Forkopimda, keberadaan status tanah, DPRD turun ke lapangan, menghentikan kekerasan dan RDP (rapat dengar pendapat).(D1/f)