Karo (SIB)
Menjelang perayaan Natal, Minggu (25/12) dan Tahun Baru, Minggu (1/1) mendatang, okupansi (tingkat hunian hotel) di kawasan wisata di Berastagi masih sepi.
“Sejak 19 Desember yang memesan kamar hotel berkisar di bawah 50% persen. Diprediksi H-2, kemungkinan menjelang pergantian tahun 2022 akan membludak tamu-tamu hotel sekitar 95% di Berastagi," ungkap, Drs S Ginting selaku Owner Grand Orri Hotel & Convention di Berastagi dan Villa Puncak LG di Jalan Alternatif Jarang Nguda-Tongkoh kepada wartawan, Selasa (20/12).
Ia menambahkan, pengunjung akan disuguhkan berbagai macam kualiner. Di tempat Villa Puncak LG, pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan view yang indah dan menarik serta menghirup udara yang segar.
"Segala bentuk yang berkaitan dengan Natal dan Tahun Baru kami sudah menyiapkan," ungkapnya.
Dia menyebut beberapa faktor yang mempengaruhi sepinya tamu hotel ini, mulai karena pengaruh cuaca hujan, longsor dan jalan yang rusak parah Medan-Berastagi dan sebaliknya.
Karena itu ia meminta kepada Kementerian PUPR segera memperbaiki jalan nasional yang rusak parah Medan-Berastagi dan sebaliknya.
"Banyak sekali titik lokasi jalan rusak yang mempengaruhi pengunjung yang sudah membooking hotel bisa berubah dan membatalkan kunjungan wisata ke Berastagi dan mengalihkannya ke Parapat, Samosir dan daerah lainnya," ungkapnya.
Demikian juga, katanya, kinerja Dinas Perhubungan dalam menyikapi dalam mengoptimalkan Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor 75 PM Tahun 2021 tentang pengaturan Lalu lintas mobil barang di ruas jalan batas kota Medan batas Kabupaten Karo no 052 atau Medan - Berastagi harus tegas menertibkan.
Sebab, di hari Sabtu dan Minggu masih ada ditemukan angkutan truk yang beroperasi.
Hal ini tentu dampaknya sangat menganggu kepada masyarakat.
Seperti para pasien kondisi parah yang ada di dalam ambulance untuk rujukan ke salah satu rumah sakit di Medan bisa berjam -jam terjebak macat, hal ini mengakibatkan pasien tersebut dikhawatirkan bisa meninggal di dalam perjalanan.
Selain itu, wisatawan yang datang dari luar Kabupaten Karo yang ingin menikmati keindahan wisata di Karo akan enggan berkunjung akibat seringnya terjadi kemacatan.
"Tentu hal ini jelas - jelas sangat merugikan bagi masyarakat pedagang dan para perbisnis di Kabupaten Karo," ungkapnya.
Ia mengakui angkutan truk yang beroperasi pada Sabtu - Minggu ada yang telah dilakukan penindakan oleh dinas terkait.
Namun ia berharap kepada Dinas Perhubungan agar tetap melakukan intensif terhadap Peraturan Penmenhup itu dan koordinasi dengan Sat Lantas Karo dan Deli Serdang.
"Tingkatkan koordinasi antara Dinas Perhubungan, Sat Lantas Karo dan Deli Serdang," pungkasnya. (BR2/f)