Samosir (SIB)
PT HK (Hutama Karya) yang mengerjakan proyek nasional pembangunan Water Front City (WFC) di Pangururan, Kabupaten Samosir memberi keterangan terkait penggunaan bahan material proyek batu padas hasil galian tanah pada proyek Menara Pandang Tele ke pengerjaan WFC sudah sesuai penerapan GCG (Good Corporate Governance).
Hal itu disampaikan Kepala Proyek WFC Prajapati Utomo, dalam siaran pers (SP) PT HK bernomor: SP/YA.10/Rilis/I/2023, yang dibacakan staff bagian umum PT HK, Rizal Fauzi kepada wartawan pada Senin (16/1) sore, di Pangururan.
"Kita sangat mengapresiasi dukungan masyarakat agar pembangunan menara pandang tele dan WFC dapat terus berjalan lancar.
Kami memastikan seluruh proses kontruksi yang berlangsung di perusahaan sudah sesuai dengan penerapan GCG," ucap Rijal membacakan SP.
Dijabarkan, PT HK berikut PT BM (Betesda Mandiri) selaku kontraktor proyek kerjasama (KSO) pengerjaan WFC dan Menara Pandang Tele, dimana pada area pekerjaan kedua proyek tersebut terdapat banyak pekerjaan galian dan timbunan, khususnya pada pengerjaan Menara Pandang Tele banyak terdapat galian batu.
Dimana dalam pekerjaan tersebut sambung Rizal, tidak terdapat pembuangan disposal untuk hasil galian batu, sehingga hasil galian batu dimanfaatkan kembali oleh PT HK-BM KSO untuk pekerjaan proyek terutama pekerjaan pemasangan batu untuk Dinding Penahan Tanah (DPT) di pinggir danau.
"Tentunya kita sudah berkoordinasi dan mendapatkan ijin dari regulator terkait penggunaan hasil galian agar dapat dimanfaatkan di konstruksi proyek WFC dan menara pandang tele," kata Rizal.
Ia juga menambahkan, bila galian tersebut tidak di optimalisasi pihaknya maka akan terjadi penumpukan material sehingga bertambah pula resiko keselamatan kerja. "Jika tidak digunakan hasil galian akan menumpuk dan menggangu area kerja proyek," imbuhnya. (SS22/d)