Medan (SIB)
Sekretaris Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Perkumpulan Anak Yatim Kristen Indonesia Berdoa (Ayakib), Ev Yandri Laning STh di Medan, Senin (20/2) mengatakan, ketiadaan dana membuat warga panti asuhan Kisten di Medan sekitarnya “nyaris” tak mengadakan peringatan hari besar agama secara bersama. Sejak pandemi, lanjutnya, operasional panti asuhan tidak segembira hari-hari sebelumnya sebab donatur mengurangi bahkan sama sekali tidak membantu. “Ketika pandemi Covid-19 sudah teratasi dan kasus-kasus terpapar nyaris nol, dermawan masih merekoveri keuangannya. Tahun 2023 kami masih menghadapi hambatan keuangan namun tetap harus mengadakan Paskah Perkumpulan Ayakib. Kendalanya sama, keuangan,” ujarnya seusai berkeluh kesah kepada Ketua Dewan Perwakilan Rayakt Daerah (DPRD) Sumatera Utara (SU), Baskami Ginting.
Pengelola Panti Asuhan Gratia Children Perumnas Simalingkar Medan tersebut mengatakan, meski tertatih-tatih tapi pihaknya tetap mengupayakan agar ada peringatan hari besar agama. “Di satu sisi untuk menebalkan iman dalam memuliakan-Nya, tapi dari sisi duniawi, pertemuan massal anak-anak panti dengan sahabatnya dari panti asuhan lain sebagai bagian dari healing,” jelas Ev Yandri Laning.
Baskami Ginting memahami kondisi tersebut. Ia tergerak melakukan langkah guna mengurai kesulitan Perkumpulan Ayakib tapi sebagai lembaga politik, alokasi dana yang sifatnya membantu, sangat minim. Bahkan tidak ada. “DPRDSU berupaya merekomendasikan ke instansi terkait guna mendapatkan bantuan dari Dinas Sosial dan Biro Sosial Pemprovsu,” ujarnya.
Ketua Panitia Perayaan Paskah Perkumpulan Ayakib Ev Anuarman Gea melaporkan, untuk pembiayaan diperlukan sedikitnya Rp165 juta. “Paskah Perkumpulan Ayakib direncanakan diadakan pada 25 April 2023 di Jambur Bukit Permai. Prakiraannya melibatkan 1.000 anak warga panti. Tetapi, sebagaimana yang lalu-lalu, dalam peringatan hari besar agama, jumlah yang hadir hampir 150 persen. Itu bentuk sukacita,” tambahnya didampingi Sekretaris Sapriadi Buulele dan Bendahara Pdt Imanuel Ginting.
Ev Anuarman Gea memastikan, peserta yang hadir dari Perkumpulan Ayakib seribuan. Sehakikinya, warga panti yang beragama Kristen di Medan sekitarnya hampir tiga kali lipatnya. Belum terhitung warga panti beragama Kristen yang berada di panti non-Nasrani. “Perkumpulan Ayakib ingin napas rohani sesuai Alkitab menjangkau semua warga panti. Anak-anak tersebut wajib mendapatkan nafkah religi guna membentengi moralnya,” ujarnya.
Ia berharap para pimpinan tergerak mendonasikan biaya dalam upaya membina generasi muda bangsa dari panti asuhan. (R10/a)