Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 03 Agustus 2025

Musim Trek, Produksi Sawit Petani di Labusel Menurun

Redaksi - Senin, 20 Maret 2023 16:12 WIB
397 view
Musim Trek, Produksi Sawit Petani di Labusel Menurun
Net/harianSIB.com
Ilustrasi petani sawit sedang memanen.
Kotapinang (harianSIB.com)
Produksi kelapa sawit petani di Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel), dalam beberapa bulan terakhir mengalami penurunan cukup drastis. Hal tersebut dipicu musim trek yang terjadi sejak Januari lalu.
Selama musim trek berlangsung, praktis hasil perkebunan kelapa sawit tidak menghasilkan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit seperti biasanya. Produksi petani rata-rata menurun 50 persen, bahkan ada yang mencapai 80 persen dari biasanya.
“Biasanya produksi kebun kami mencapai 10 ton per sekali putaran panen, yakni 10 hari. Tapi sudah dua bulan ini hanya di kisaran 2,5 ton,” kata Afandi (39) petani kelapa sawit, di Desa Pinang Damai, Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labusel, kepada wartawan, Senin (20/3/2023).
Dikatakan, musim trek kali ini sangat parah dan belum terlihat tanda-tanda akan membaik. Kondisi tersebut lanjutnya, diperparah dengan mahalnya harga pupuk di pasaran, sehingga petani kesulitan melakukan perawatan tanaman.
“Parah treknya. Biasanya penurunan hasil panen hanya berkisar 30 persen saja. Sekarang hampir 70 persen. Mau melakukan pemupukan pun susah, karena harganya sangat mahal, sedangkan pupuk subsidi sudah tidak ada lagi untuk tanaman kelapa sawit,” kata Muhammad Taat, (34), petani kelapa sawit di Desa Sisumut, KelurahanKotapinang, Kecamatan Kotapinang.
Ketua Bidang Peremajaan Sawit Rakyat DPW Apkasindo Sumut, Agus Darmawan, mengatakan, musim trek ini dirasakan petani kelapa sawit hampir di seluruh daerah di Sumut.
Ia khawatir, kondisi ini disebabkan hama dan penyakit tanaman, atau mutu pupuk yang kurang baik (pupuk palsu).
“Pemerintah daerah harus menyikapi situasi yang terjadi di daerahnya saat ini. Kalau memang ini disebabkan hama dan penyakit tanaman, maka harus ada upaya penanganannya. Kalau memang karena kualitas pupuk, maka pengawasannya harus diperketat, agar pupuk-pupuk palsu tidak sampai ke petani,” kata pria yang berdomisili di Kabupaten Labusel tersebut.
Disebutkan, sejak Januari 2023, petani di Kabupaten Labusel mengalami musim trek yang luar bisa. Menurutnya, kondisi ini sangat berdampak terhadap turunnya penerimaan TBS di pabrik.
“Harga TBS kelapa sawit saat ini cukup bagus. Namun di saat bersamaan, produksinya malah merosot. Parahnya situasi ini belum dapat diperkirakan sampai kapan, karena bakal buah di pohon-pohon kelapa sawit milik petani juga sangat minim,” katanya. (*)


Editor
:
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru