Wakil Ketua DPRD Sumut H Harun Mustafa Nasution mengusulkan nama pahlawan nasional Jenderal Abdul Haris Nasution untuk dijadikan nama bandara baru yang sedang dibangun di Desa Sodojadi, Kecamatan Malintang, Kabupaten Mandailing Natal (Madina).
"Nama Abdul Haris Nasution (AH Nasution) sangat tepat jadi nama bandara di Madina, karena selain putra daerah dari keluarga Batak Mandailing, beliau juga lahir di Desa Hutapungkut, Kotanopan, serta ikut berjasa di era kemerdekaan semasa berdinas aktif di dunia militer," kata Harun Mustafa Nasution kepada wartawan, Senin (5/6/2023), di DPRD Sumut.
Pernyataan itu dikatakan anggota dewan Dapil VII Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) ini, menyusul banyaknya usulan dari berbagai pihak terhadap nama bandara yang saat ini terus dikebut pembangunannya dan ditargetkan akan rampung pada 2024 sesuai progres atau target Kementerian Perhubungan.
Ditambahkan Harun, baginya nama AH Nasution sebenarnya sudah sangat tepat ditabalkan menjadi nama bandara, mengingat pahlawan revolusi ini dikenal sangat aktif di dunia militer, ikut berjuang di era kemerdekaan, hingga klimaksnya saat meletusnya peristiwa G-30 S PKI, yang merenggut anaknya, Ade Irama Suryani Nasution
"AH Nasution telah menorehkan banyak prestasi yang patut dibanggakan, di antaranya pernah menjabat Kepala Staf Angkatan Darat, Menteri Pertahanan dan Keamanan di Kabinet Soekarno hingga menjadi Ketua MPRS di tahun 1960-an," ujarnya.
Menurut Harun, sosok AH Nasution selain ketokohannya yang patut diteladani, juga menggambarkan gigihnya putra daerah asal Madina menelusuri berbagai daerah di Indonesia, sehingga sangat layak diusulkan jadi nama bandara di Madina.
Namun demikian, tambah Harun, sejauh ini belum ada pembahasan resmi tentang nama-nama bandara itu. Tapi tidak ada salahnya, jika pemerintah pusat nantinya menyetujui nama AH Nasution menjadi nama Bandara Madina yang saat ini sedang dibangun.
Harun juga berharap, jika disetujui nantinya nama AH Nasution jadi nama bandara di Madina, tentu akan menjadi simbol perjuangan dan semangat masyarakat, termasuk warga Madina untuk terus ikut membangun negeri ini.
Harun yang juga politisi Partai Gerindra ini menambahkan, kehadiran bandara baru di Madina itu, dipastikan meningkatkan aksesibilitas masyarakat di wilayah Madina dan sekitarnya, sehingga wajib didukung oleh semua pihak, agar target penyelesaiannya yang sudah ditetapkan bisa tuntas.
"Jika bandara ini nantinya sudah bisa didarati pesawat, untuk berkunjung ke wilayah Tapanuli Selatan sangat singkat dari Kota Medan dan tentunya daerah itu menjadi pusat transportasi udara yang sangat menggairahkan perekonomian daerah setempat," tegasnya.
"Berdasarkan penjelasan Kementerian Perhubungan kepada pemerintah daerah, bandara di Madina itu nantinya memiliki landasan sepanjang 1.600 meter, terminal penumpang memiliki kapasitas 500.000 penumpang per tahunnya dan direncanakan bisa didarati pesawat ATR 72," ujarnya.
Harun juga berharap, bandara yang dibangun dengan menggunakan dana APBN dan APBD itu dapat membantu kelancaran angkutan calon haji dari Madina ke Bandara Internasional Kualanamu Deliserdang, yang selama ini dilakukan dengan menggunakan jalan darat. (A4)