Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 30 Juni 2025

Disdik Sumut Dalami Kasus Unjukrasa Siswa SMKN 1 Biru-biru

Redaksi - Minggu, 02 Juli 2023 09:32 WIB
452 view
Disdik Sumut Dalami Kasus Unjukrasa Siswa SMKN 1 Biru-biru
Foto: SHUTTERSTOCK/BAZA Production
Ilustrasi 
Medan (SIB)
Pihak Dinas Pendidikan Sumatera Utara (Sumut) sedang mempelajari dan melakukan croscek terhadap pihak terkait di SMK 1 Biru-biru yang belum lama ini didemo siswanya. Demo siswa yang berlangsung pertengahan Juni kemarin itu menuntut oknum Kepseknya NS SSi MM untuk mundur dari jabatannya.

“Pihak Disdik Sumut sedang melakukan pendalaman terkait masalah itu. Kita sedang melakukan croscek ke pihak terkait untuk dapat diputuskan sesuai dengan ketentuan,” ujar Bag Prog Disdik Sumut, DR Suhendri saat dikonfirmasi SIB, Jumat sore (30/6) melalui WA nya.

Saat ditanya SIB, apakah mungkin Kepsek SMKN 1 akan diganti apabila benar tuduhan siswa yang berunjukrasa itu? Hingga berita ini diturunkan, pihak Disdik Sumut belum menjawabnya.

Seperti diberitakan SIB beberapa waktu lalu, dinilai arogan dan otoriter, puluhan siswa SMK Negeri 1 Biru-biru Kabupaten Deliserdang melakukan aksi unjukrasa menuntut kepala sekolah (Kepsek) mereka untuk mundur dari jabatanya.

Puluhan siswa dan perwakilan orang tua menuntut oknum Kepsek NS SSi MM segera mundur atau dicopot jabatannya. Para siswa yang berunjukrasa di halaman sekolah itu mengatan Kepsek sangat arogan dan otoriter selama memimpin di SMKN 1 Biru-biru.

Siswa berunjukrasa dengan membawa sejumlah poster dan spanduk bertuliskan keluhan mereka dan berorasi dengan alat pengeras suara.

Beberapa tulisan yang diterakan siswa di keluhannya di antaranya oknum Kepsek tidak pernah ikut melaksanakan upacara bendera, Kepsek selalu datang terlambat dan jarang datang ke sekolah dengan alasan rapat dan urusan dinas, tidak ada pembelian alat dan bahan praktek selama menjabat, tidak transparan dalam anggaran dana BOS, siswa yang ikut lomba mewakili sekolah menggunakan dana pribadi.

Selain itu, para siswa keberatan atas pemecatan guru yang dilakukan secara sepihak. Banyak siswa yang tidak pernah masuk sekolah tapi boleh mengikuti ujian asal membayar uang sekolah. Bagi siswa berprestasi di sekolah untuk sertifikat atau surat penghargaannya harus bayar. Selama pembelajaran seni budaya siswa tidak belajar karena gurunya tidak ada.

Kepsek juga dituding tidak tidak mendukung biaya pertandingan atau perlombaan Paskibra namun piala diduplikat. Siswa sering kebersihan selama 1 mata pelajaran setiap hari karena tukang kebun dipecat.

Sementara guru honor komite mengeluh masalah gaji yang tidak dibayar hingga beberapa bulan, dan tidak pernah mengikut sertakan guru saat membeli alat/bahan praktek sehingga bahan yang dibeli salah. Tidak hanya itu, orang tua siswa juga mengeluh karena sejak NS menjadi Kepsek, uang sekolah tidak turun.

Ditegaskan para siswa, selama Kepsek belum diganti, mereka tidak akan melaksanakan kegiatan belajar. Para siswa juga menyesalkan tindakan pemecatan guru atas nama Herdina Simbolon SPd yang merupakan guru tata kecantikan kulit dan rambut. Pemecatan terhadap guru ini dinilai siswa secara sepihak dan semena-mena.

Dalam video yang diunggah, Kepsek di tengah aksi demo menyampaikan kalau dirinya tidak pernah melakukan pemecatan terhadap guru dimaksud. Guru Herdina Simbolon SPd keluar dari sekolah menurut keinginan dirinya sendiri. "Dia yang mengundurkan diri, itu disaksikan oleh bendahara saya," ungkapnya di hadapan siswa.

Ka SMKN 1 Biru Biru Normauli Simbolon SSi MM saat dikonfirmasi SIB, Jumat sore (23/6) via WhatsApp nya berkomentar terkait aksi demo puluhan siswa, Selasa (20/6). Aksi yang dilakukan oleh para siswa/i SMK Negeri 1 Biru biru hanya kesalahpahaman.

Menurutnya, para siswa yang melakukan aksi demo tersebut termakan hasutan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Padahal, apa yang menjadi tuntutan siswa ini semuanya tidak benar.

Dirinya membantah selama ia sebagai kepala sekolah di SMK Negeri 1 Biru Biru tidak pernah memecat guru yang bersangkutan. Selama menjabat sebagai Kepsek di SMK Negeri 1 Biru Biru, Br Simbolon itu mengatakan tidak pernah menyakiti hati siswa hingga guru.

Mengenai kutipan sertifikat bagi siswa yang berprestasi harus bayar, Normauli membantahnya. Kemarin Rabu (21/6) siang, pihaknya sudah memanggil orang tua siswa dan beberapa guru ke sekolah. Dan disampaikanya pada saat itu, aksi yang dilakukan siswa itu hanya kesalahpahaman saja, sehingga hal ini menjadi pelajaran bagi semua pihak.

“Sudah juga mengadakan pertemuan dengan siswa dan orang tua siswa. Ini sudah clear bang,” pungkasnya. (A7/r)




Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru