Pematangsiantar (SIB)
Wali Kota Pematangsiantar dr Susanti Dewayani SpA menyakini, para pemuka agama memiliki peran kunci dalam meredam potensi perpecahan. Dan, memastikan kampanye dilakukan secara positif, guna menciptakan Pemilahan Umum (Pemilu) damai di Kota Pematangsiantar tahun 2024.
"Di tengah masyarakat Kota Pematangsiantar yang beragam, hubungan antar umat beragama yang didasari toleransi, saling pengertian dan saling menghormati menjadi pondasi penting untuk menciptakan suasana yang kondusif. Faktor kunci dalam mencapai kerukunan tersebut adalah sikap dan perilaku umat beragama, serta kebijakan pemerintah yang mendukung kerukunan," kata Susanti saat membuka acara tatap muka dialog kerukunan umat beragama menyongsong Pemilu damai 2024 Kota Pematangsiantar, yang digelar Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Pematangsiantar di Convention Hall Siantar Hotel Jalan W R Supratman, Rabu (13/12).
Penting untuk dipahami, tutur Susanti, kerukunan antar umat beragama bukan hanya tanggung jawab individu, melainkan tanggung jawab bersama, termasuk pemerintah, tokoh agama dan masyarakat. Demokrasi dan kerukunan antar umat beragama adalah dua sisi mata uang. Meskipun berbeda, keduanya tidak bisa dipisahkan karena memiliki nilai yang sama dan sebanding, serta saling melengkapi.
Melalui dialog tersebut, Pemerintah Kota (Pemko) Pematangsiantar, tokoh agama dan masyarakat dapat saling berkomunikasi, memahami perbedaan, dan mencari solusi bersama. Dengan demikian, dapat menjaga kerukunan umat beragama sebagai pondasi kokoh bagi demokrasi yang aman dan damai, terutama dalam menyongsong Pemilu 2024. "Pemerintah Kota Pematang Siantar mengajak FKUB dan seluruh elemen masyarakat, untuk bekerja sama, berkolaborasi dan bersinergi dalam upaya mengedukasi seluruh masyarakat akan pentingnya kerukunan beragama dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan dialog dan pembangunan kesadaran beragama.
Sebelumnya, Ketua FKUB Kota Pematangsiantar Drs HM Ali Lubis diwakili Pdt Dr Yando Napitupulu dalam sambutannya mengatakan, salah satu unsur terpenting dalam Pemilu adalah menghargai dan menghormati perbedaan, termasuk perbedaan pilihan.
Narasumber, Ketua FKUB Kota Pematangsiantar Drs HM Ali Lubis, tokoh agama Buddha Chandra SE, tokoh agama Hindu Pdt Mithun, tokoh agama Protestan Pdt Ardenias Tarigan dan tokoh agama Katolik Simamora. Turut hadir, Staf Ahli Bidang Pemerintahan Kota Pematangsiantar Dra Happy Oikumenis Daely. (**)