Tebingtinggi (harianSIB.com)
Pemko Tebingtinggi secara rutin mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi di Daerah secara virtual, Senin (29/4/2024), di ruang Kerja Wali Kota Lantai IV, Gedung Balai Kota Tebingtinggi, Jalan Sutomo.
Rakor tersebut dipimpin Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI Tito Karnavian. Rakor diikuti gubernur, bupati, wali kota, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di daerah maaing-masing.
Rakor juga diikuti secara virtual, Plt Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Setdako, yang juga menjabat Kabag Perekonomian dan SDA Nasrullah, Danramil 13/TT Kapten Inf Yudi Chandra, Kadis Ketapang dan Pertanian Marimbun Marpaung, Kadisnakerperin Iboy Hutapea, mewakili Kepala BPS Agustiar.
Dalam rakor itu, Mendagri mengingatkan kepala daerah tidak terlena dengan inflasi tahun ke tahun pada Maret 2024 sebesar 3,05 persen. Sebab, secara bulanan inflasi meningkat cukup tajam terutama di sektor makanan-minuman dan tembakau.
Masalah pangan, kata Tito, masih nomor satu penyumbang inflasi.
"Kita jangan terlena dengan angka 3,05 persen, karena tidak semua daerah angkanya di atas kisaran 3,05. Kami selalu mengingatkan angka-angka yang tinggi di atas 3,05 itu cukup banyak. Hampir separuh provinsi," kata Tito.
Mendagri mencatat 10 provinsi dengan inflasi tertinggi, yakni Papua Barat, Gorontalo, Papua Tengah, Sumatra Barat, Jambi, Sulawesi Utara, Papua Selatan, Sumatra Utara, Bali, dan Nusa Tenggara Barat.
Tito mengatakan, inflasi 3,05 secara tahunan merupakan imbas dari situasi internal yakni bulan Ramadan dan lebaran, sehingga membuat harga meningkat meski ada panen. Selain itu, inflasi Maret juga dipengaruhi situasi global perang Rusia-Ukraina dan konflik di Timur Tengah.
"Ini juga berpengaruh pola dansupplyinternasional. Namun kita relatif masih bisa terkendali," ujarnya.
Mendagri juga mengingatkan, inflasi Maret 2024 untuk komoditas telur ayam ras, daging ayam ras, cabai rawit, bawang putih dan bawang merah menunjukkan tren kenaikan dibandingkan Februari 2024. Sedangkan, inflasi Maret 2024 untuk komoditas beras menunjukan tren penurunan dibandingkan dengan Februari 2024.
"Harga beras mulai mengalami kenaikan sejak pertengahan 2022. Inflasi tertinggi pada September 2023 (5,61%) dan Februari 2024 (5,32%) memasuki Maret 2024. Tekanan inflasi beras mulai melemah seiring dengan mulainya masuk musim panen raya di beberapa wilayah di Indonesia," papar Tito.
Sementara harga bawang merah sampai minggu keempat (M4) April naik sebesar 27,84 persen, dibandingkan Maret 2024. Harga bawang putih sampai dengan M4 April naik sebesar 4,50 persen dibandingkan Maret 2024. (*)