Karo (SIB)
Objek wisata
Puncak Siosar sempat viral lantaran banyak wisatawan yang kecewa dengan minimnya fasilitas namun harus merogoh kocek untuk harga makanan yang lumayan mahal dan membayar lagi untuk spot foto hingga biaya masuk. Hal itu membuat kondisi objek wisata itu belakangan sepi dan terlihat terbengkalai.
Menyikapi hal itu Kepala
Dinas Pariwisata Karo Munarta Ginting turun tangan untuk mencari solusi atas masalah itu dengan bertemu pengelola objek wisata, kemudian bertemu tiga kepala desa dan masyarakat setempat.
Munarta menyebutkan bahwa merosotnya pengunjung ke
Puncak Siosar lantaran penetapan harga mulai dari makanan hingga spot foto yang membuat pengunjung merogoh kocek cukup dalam.
Baca Juga:
"Menanggapi viralnya Siosar sepi di medsos, kita melakukan pertemuan di Kafe Surya Siosar dengan masyarakat Siosar yang diwakili tiga kepala desa yaitu Desa Bekerah, Desa Sukameriah dan Desa Simacem," ungkap Kadisbudporapar
Karo Munarta Ginting dikutip melalui akun instagram
Dinas Pariwisata Karo, Sabtu (4/5).
Menurutnya, hal yang dikeluhkan wisatawan antara lain setiap wahana dan spot foto bagi anak-anak ataupun dewasa dibuat berbayar lagi oleh si pengusaha. "Namun, saya ada dapat informasi mereka semena-mena, sesuka hati bahkan membuat harga makanan di luar perkiraan," tuturnya.
Baca Juga:
Munar mengakui sudah mencoba menghubungi pihak pengelola, namun belum mendapatkan respons positif. Namun begitu, ia turut merencanakan untuk melakukan diskusi untuk membangun kembali kejayaan wisata di
Puncak Siosar ini.
"Kemarin juga saya sudah diingati oleh Bu Bupati agar menegur pengelola agar tidak membuat harga sesuka hati. Saat pengunjung ramai, mereka buat harga sesuka hatinya. Namun ketika saya hubungi wakil pengelolanya belum bisa dihubungi, akhirnya terus makin menurun. Saya juga punya rencana untuk mencari waktu berdiskusi (dengan pengelola)," ujarnya.
Meski demikian, pihaknya sebagai pemerintah daerah dan juga fasilitator terus mengupayakan agar sektor pariwisata bertumbuh yang dulu stasionernya Berastagi, Siosar, kemudian Gajah Bobok. "Ini saya lihat Siosar sudah mulai terlelap ini, kita ingin juga ini harus bangkit ini," lanjutnya.
Dalam pertemuan dengan para kepala desa setempat, Munartamemberikan saran agar objek wisata Siosar dapat ramai dikunjungi seperti dulu. Beberapa saran yang disampaikan di antaranya menguatkan potensi wisata di sekitar lokasi.
Pihaknya juga meminta masyarakat fokus terhadap atraksi yang bisa disajikan kepada wisatawan seperti jalur pendakian Gunung Sibuaten, potensi air terjun di Siosar, kemudian membuat area camping ground yang dikelola BUMDes.
"Dalam pertemuan itu pihak desa merespons positif, namun masyarakat meminta agak pemerintah ikut turut mendampingi. Kepala desa berharap agar pemerintah ikut mendampingi secara aktif dan memberi pengarahan terhadap masyarakat kawasan Siosar. Selain itu akan dilakukan pembinaan kepariwisataan kepada masyarakat Siosar guna memberikan pelayanan terbaik bagi wisatawan yang datang berkunjung," ucapnya.
Sebelumnya, video wisata Puncak Wisata Siosar viral di sosial media lantaran kondisi fasilitas wisata yang tampak tidak terurus. Tampak dalam video tersebut, seluncuran berwarna warni sudah ditumbuhi rumput yang muncul di sela-sela lubang seluncuran. Selain itu, ada banyak ilalang yang tumbuh layaknya area semak belukar. (**)