Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 07 Juli 2025
* Ancam Keselamatan dan Jadi Ajang Pungli

Sopir Angkutan Umum Minta Pemprov Sumut Tutup Total Jembatan Titi Besi

Jekson Turnip - Senin, 06 Mei 2024 16:05 WIB
730 view
Sopir Angkutan Umum Minta Pemprov Sumut Tutup Total Jembatan Titi Besi
Foto Dok/Syaiful
DARURAT: Jembatan pohon kelapa dengan kondisi darurat di Jembatan Titi Besi diabadikan saat dilintasi roda empat di Serbajadi, Sergai, Senin (6/5/2024).
Deliserdang (harianSIB.com)

Seorang sopir angkutan umum yang kerap melintasi jembatan Titi Besi, penghubung Kecamatan Galang Kabupaten Deliserdang dengan Kecamatan Serbajadi Kabupaten Serdang Bedagai meminta supaya jembatan tersebut ditutup total sebelum diperbaiki.

Pasalnya jembatan yang sudah lama rusak itu dinilainya akan mengancam keselamatan pengemudi dan kerap dijadikan ajang pungutan liar (Pungli).

"Kami minta instansi yang berwenang khususnya Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) lebih baik menutup jembatan Titi Besi tersebut. Sebab rawan kecelakaan, bisa fatal nanti masuk ke sungai pengemudi bila terus dibiarkan. Satu lagi jembatan Titi Besi kerap dibuat jadi pungli, dengan modus membuat jembatan darurat dari pohon kelapa di badan jembatan," kata Sopir berinisial JS saat diwawancarai, Senin (6/5/2024) di Lubukpakam.

Dijelaskan, jembatan darurat dari pohon kelapa itu kekuatannya dikuatirkan bila dilintasi truk dan angkutan umum yang dibuat pemuda setempat sedemikian rupa supaya bisa dilalui. Kekuatan pohon dan pondasi (dudukan -red) untuk jembatan darurat pohon kelapa dikuatirkan tidak akan bertahan yang suatu waktu akan bisa roboh dan mengancam keselamatan pengendara yang lewat.

"Pohon kelapa itu kan terbatas masa waktu untuk kekuatannya. Belum lagi pondasi atau dudukan pohon kelapa yang dibuat di badan jembatan yang dikuatirkan kekuatannya, karena badan jembatan yang sudah lama rusak itu sudah rawan roboh. Jadi baiknya ditutup total saja lalu dibuka sesudah diperbaiki saja," tutur Sopir yang kerap membawa penumpang umum dua kali melintas jembatan tersebut.

Belum lagi, tambah JS, jembatan darurat itu dijadikan ajang pungli. Pemuda setempat dengan membuat batang kelapa sebagai jembatan darurat tentu kan butuh modal. Sebagai penggantinya mereka mengutip ke pengemudi yang melintas di jembatan darurat yang mereka buat.

"Saya saja bawa penumpang dari Tebingtinggi via Dolok Masihul melintasi jembatan Titi Besi menuju Medan dikutip Rp2.000. Dari Medan menuju Tebingtinggi juga saya dikutip Rp2.000. Semua dikutip, sepeda motor juga. Kalau colt diesel dikutip sebesar Rp5.000 ke atas," tutur dia.

Bila ditutup total, menurut sopir yang menggantungkan pencarian hidup dari angkutan tersebut, dapat melintasi jalur alternatif melewati jalan dari Desa Pulau Gambar/Jalan Pulau Gambar Kecamatan Galang mengarah ke Desa Pulau Tagor (Simpang Tambak Cekur) Kecamatan Serbajadi dan sebaliknya.

"Ada alternatif dari Pulau Tagor, tapi makan waktu lah dan minyak. Tapi lebih baik lewati alternatif daripada ancam keselamatan untuk memaksakan melewati jembatan Titi Besi itu ditambah lagi adanya Pungli," minta dia.

Sesuai catatan SIB, jembatan dengan panjang 6×100 meter itu sudah bolak balik mengalami kerusakan. Bahkan jembatan berlubang ini diduga sudah dibiarkan dinas terkait dari Pemerintahan Provinsi Sumut tidak diperbaiki selama 4 bulan belakangan.(**)


Editor
: Eva Rina Pelawi
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru