Medan (harianSIB.com)
Anggota
DPRD Sumut Salmon Sumihar Sagala mengatakan, petani Karo saat ini sedang melakukan penanaman buah
alpukat unggul secara massal, karena dianggap tanaman tua itu sangat menjanjikan serta memiliki prospek yang cerah bagi masa depan petani.
"Peralihan petani Karo ke budidaya alpukat secara massal ini tentu sudah memiliki pertimbangan matang dari berbagai aspek. Apalagi saat ini permintaan pasar meningkat drastis dengan harga yang cukup menggiurkan," ujar
Salmon Sumihar Sagala kepada wartawan, Jumat (20/9/2024), di
DPRD Sumut.
Apalagi diketahui, tambah Salmon, tanaman
alpukat unggul ini dalam 2 - 3 tahun sudah berbuah dan disebut-sebut memiliki pasar ekspor yang luas. Jika kualitas alpukat dari Karo baik, ada peluang besar untuk menembus
pasar internasional, seperti di
Asia Timur,
Eropa dan
Amerika Utara yang memiliki permintaan tinggi.
Baca Juga:
"Tanaman alpukat ini relatif tahan terhadap beberapa perubahan iklim dan memiliki kemampuan adaptasi yang baik di berbagai kondisi tanah dan cuaca, termasuk di dataran tinggi seperti Karo. Perawatan juga tidak terlalu repot, tidak seperti tanaman jeruk yang membutuhkan biaya besar," tandas Salmon.
Selain itu, ujar mantan anggota DPRD Karo ini, harga buah alpukat juga sampai saat ini masih tinggi dan tetap stabil, sehingga petani merasa tergiur serta menganggap memberikan prospek keuntungan yang lebih pasti dibandingkan tanaman hortikultura lain yang mungkin lebih fluktuatif.
Baca Juga:
TANTANGANNamun yang menjadi tantangan ke depan, kata Salmon, jika terlalu banyak petani yang beralih menanam alpukat, dapat menyebabkan overproduksi di pasar lokal, yang pada akhirnya dapat menurunkan harga jika tidak diimbangi dengan akses ke pasar ekspor yang baik.
"Kemungkinan besar, lima tahun ke depan ini, harga alpukat berpotensi anjlok, jika terlalu banyak petani menanamnya secara massal tanpa pengelolaan pasar yang baik. Ketika penawaran melebihi permintaan di pasar, harga cenderung turun karena adanya kelebihan pasokan," katanya.
Namun ada cara untuk mencegah anjloknya harga, tambah Salmon, yakni dengan membuka akses ke pasar Internasional untuk menyerap produksi yang berlebih dan pastikan produk alpukat Karo memenuhi standar ekspor, baik dari segi kualitas, pengemasan dan sertifikasi.
"Pemerintah atau lembaga koperasi bisa berperan dalam mengelola alur pasokan, memastikan agar tidak ada lonjakan produksi berlebihan dalam satu periode, serta mempromosikan diversifikasi tanaman," ujar Salmon, sembari mengajak petani agar jangan terlalu fokus menanam alpukat, tapi tetaplah menanam sayur, buah dan jeruk serta tanaman holtikultura lainnya.(*)