Informasi yang dihimpun wartawan dari masyarakat Paneitongah, seperti marga Parna, marga Simanjuntak dan Sidig bahwa aktivitas galian tanah urug untuk penimbunan pembangunan jalan tol Pematangsiantar.
Selama ini, kegiatan tersebut telah meresahkan masyarakat. Selain tanah kerap berserakan di badan jalan, kondisi lingkungan menjadi berdebu dan jalan lincin di saat hujan.
Baca Juga:
"Selama ini pengusaha disinyalir mengabaikan lingkungan sekitar karena tanah berjatuhan dan berserakan di badan jalan hingga tidak nyaman dilalui. Debu juga masuk ke dalam warung dan pemukiman masyarakat. Jalan menjadi becek saat penyiraman," ujar marga Parna.
Sementara Sidig mengungkapkan, masyarakat terpaksa menghentikan paksa kegiatan pengerukan tanah tersebut.
Baca Juga:
Sebelumnya, sejumlah masyarakat telah melakukan aksi damai dan mengajukan surat keberatan agar menghentikan aktifitas galian tanah tersebut karena meresahkan masyarakat dan pengguna jalan. Namun, kegiatan galian tanah itu hingga masih tetap beroperasi.
Simanjutak menambahkan, izin galian tanah urug tersebut dipertanyakan karena lokasi tambang tidak memenuhi syarat dan jarak lokasi di tengah-tengah pemukiman msyarakat dan sekolah.
Sementara itu, pengusaha tambang galian tanah urug Paneitongah ketika dikonfirmasi melalui selulernya terkait aksi masyarakat tersebut, tidak memberikan komentar. (**)
Labuhanbatu(harianSIB.com)Polsek Marbau Resor Labuhanbatu menggagalkan transaksi Narkoba di pinggiran rel kereta api, Lingkungan I, Keluraha
Siborongborong(harianSIB.com)Pasangan suamiistri (pasutri) korban pengeroyokan di areal perladangan Kelurahan Pasar Siborongborong mendesak
Medan(harianSIB.com)Gubernur Sumut Muhammad Bobby Afif Nasution meminta pengurus gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) di Sumut, dapat