Ephorus HKBP Konferensi Pers Terkait Banjir Bandang di Parapat

Simalungun (harianSIB.com)
Ephorus HKBP, Viktor Tinambunan menggelar konferensi pers di Gereja HKBP Parapat, Senin (17/3/2025), terkait banjir bandang yang melanda Parapat, Kabupaten Simalungun.

Dalam sambutannya, Viktor Tinambunan menyatakan turut prihatin melihat kondisi pemukiman warga yang rusak dan bertemu langsung dengan keluarga korban terdampak banjir bandang tersebut.

Disampaikannya, data dari HKBP, sebanyak 12 rumah warga rusak berat akibat bajir bandang dan 140 Kepala Keluarga (KK) yang rumahnya rusak ringan.

Baca Juga:

• Wali Kota Tebingtinggi Ajak Semua Elemen Masyarakat Berkontribusi Membangun Tebingtinggi
• 7 Tim Ikuti Lomba Masak Olahan Mangga Parapat

Dia mengaku telah berdoa bersama dengan para korban untuk diberikan kekuatan dan memberikan bantuan sosial kepada warga yang terdampak banjir bandang.

Dikatakan, banjir bandang yang melanda Parapat merupakan yang kesekian kalinya dan yang paling parah terjadi pada Minggu (17/03/2025) hingga membuat kota menjadi lumpuh.

Baca Juga:

• Pemkab Simalungun Gelar Aksi Bersih di Parapat
• HUT ke-79 Bhayangkara: Polrestabes Medan Bangun Fasilitas Air Bersih di HKBP Nazareth

Masih kata Ephorus, sesuai hasil penelitian dari berbagai lembaga survei, hasil studi akademisi dan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM), banjir bandang di Parapat bukan ujian dari Tuhan, bukan suratan tangan masyarakat, tetapi karena ulah manusia yang merusak alam dan lingkungan.

"Ini harus jelas-jelas bagi kita semua. Ini karena human eror. Soal siapa, pribadi, tokoh masyarakat dan pengusaha, datanya sudah tersedia dan mari kita pelajari," ujarnya.

Lanjut Viktor, HKBP yang menjadi bagian dari PGI Sumatera Utara bekerjasama dengan seluruh gereja-gereja di Indonesia dengan segala keterbatasannya, ikut arak-arakkan dan bersungguh-sungguh serta berkomitmen dalam menjaga Indonesia khususnya Sumatera Utara dari bencana narkoba, perjudian dan kerusakan alam.

Ephorus berharap Indonesia jauh dari bencana alam dan penyakit sosial lainnya serta mengajak masyarakat dan pemerintah untuk melestarikan alam.

"Kita terpanggil untuk mewariskan mata air, bukan air mata," tutupnya. (**)