Nias
(harianSIB.com)
Anggota
DPD RI Pdt Penrad Siagian STh MSi menerima keluhan masyarakat Nias, terkait permasalahan mendasar yang dihadapi mereka menyangkut masih banyaknya warga yang tidak memiliki identitas kependudukan, baik KTP maupun Kartu Keluarga (KK).
"Dalam berbagai kunjungan ke daerah lain, kita kerap bertemu dengan warga Nias yang hidup tanpa
KTP dan KK dan di berbagai kesempatan, acap kali kita lihat warga tidak memiliki identitas atau kartu kependudukan, khususnya warga yang bermukim di luar
Kepulauan Nias, seperti Sibolga, Tapanuli Selatan, dan lainnya," ujar Penrad Siagian kepada wartawan, Rabu (16/4/2025) di Medan seusai berkunjung ke Nias.
Baca Juga:
Masalah tersebut, menurut Penrad, harus segera ditangani dan mengajak para pimpinan gereja untuk turut mengambil peran membantu masyarakat, untuk mendapatkan hak kewargaannya, terutama yang menjadi buruh-buruh perkebunan di berbagai daerah di Sumut.
Selaku senator yang berlatar belakang pendeta, Penrad menekankan bahwa perjuangannya bukan dilandasi kepentingan politik, melainkan tanggung jawab moral yang diemban untuk rakyat
Kepulauan Nias.
Baca Juga:
Bahkan Penrad tidak saja mengajak para pendeta, tapi seluruh elemen masyarakat Nias untuk bersama-sama melakukan langkah revolusioner agar Nias ikut dalam arak-arakan
Indonesia Emas 2045.
"Saudara-saudara semua, ayo kita lakukan perubahan di
Kepulauan Nias, sehingga gerak progresif revolusioner ini bisa berjalan," tegas anggota DPD Dapil Sumut ini sembari menekankan,
Kepulauan Nias harus dilakukan revolusi pembangunan "Menuju
Indonesia Emas 2045".
Diakui Penrad Siagian, selama dirinya melakukan kunjungan kerja
Kepulauan Nias (Kota Gunungsitoli, Kabupaten Nias, Nias Selatan, Nias Barat dan Nias Utara), dirinya merasa gelisah melihat tertinggalnya pembangunan, sehingga ada kekhawatiran, bahwa Nias tidak ikut dalam arak-arakan
Indonesia Emas 2045.
"Hal ini kami sampaikan berdasarkan berbagai data yang kami terima, termasuk data BPS. Data anak putus sekolah, tingkat kemiskinan, nikah dini, dan lain-lain, tergolong tinggi," ujar Penrad sembari meminta kepada seluruh stakeholder untuk ikut berkontribusi dalam meningkatkan pembangunan, agar di tahun 2045, masyarakat Nias ikut menjadi bagian menuju
Indonesia Emas.
Menurut Penrad, jika pendekatan pembangunan dilakukan secara konvensional,
Kepulauan Nias akan tertinggal semakin jauh dan gagal menjadi bagian dari kemajuan nasional di masa depan, sehingga harus ada langkah revolusioner dilakukan untuk mengejar dan meningkatkan pembangunan.(*).
Editor
: Bantors Sihombing