Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Rabu, 06 Agustus 2025

Salmon Sumihar Sagala: Kemarau Panjang Landa Pertanian di Karo, Petani Gagal Tanam dan Alami Kerugian Besar

Firdaus Peranginangin - Selasa, 05 Agustus 2025 18:04 WIB
75 view
Salmon Sumihar Sagala: Kemarau Panjang Landa Pertanian di Karo, Petani Gagal Tanam dan Alami Kerugian Besar
(Foto: harianSIB.com/Firdaus Peranginangin)
Inilah areal pertanian di kawasan Kecamatan Tigabinanga, Kabupaten Karo, yang mengalami dampak kekeringan akibat kemarau panjang.
Medan(harianSIB.com)
Anggota DPRD Sumut Dapil Karo, Dairi dan Pakpak Bharat Salmon Sumihar Sagala mengatakan, para petani di Kabupaten Karo mengalami kerugian sangat besar akibat gagal tanam, menyusul kemarau panjang yang telah melanda wilayah dataran tinggi itu selama lebih dari sebulan terakhir ini.

"Dampak kekeringan ini dirasakan hampir merata di sejumlah kecamatan sentra pertanian, khususnya daerah penghasil tanaman jagung dan palawija lainnya, seperti di Kecamatan Tigabinanga, Mardinding, Laubaleng, Kecamatan Barusjahe, Tigapanah, Merek dan lainnya," ujar Salmon kepada wartawan, Selasa (5/8/2025), melalui telepon dari Karo.

Menurut politisi PDI Perjuangan ini, seharusnya para petani sudah melakukan penanaman jagung dan tanaman palawija lainnya pada bulan Juni dan Juli 2025. Namun, akibat musim kemarau yang datang lebih cepat dan berkepanjangan, aktivitas tanam terpaksa ditunda para petani.

Baca Juga:

Ditambahkannya, kemarau panjang ini tidak hanya menunda masa tanam, tetapi juga mengancam keberlangsungan ketahanan pangan di daerah yang dikenal sebagai salah satu lumbung pangan Sumut tersebut. Banyak petani mengeluh karena sudah mengeluarkan biaya untuk mengolah lahan, namun belum bisa menanam apa pun.

Berdasarkan hasil pantauan Salmon di lapangan menunjukkan, sepanjang jalan dari Kota Kabanjahe menuju Kecamatan Tigabinanga hingga Laubaleng, tampak ribuan hektare areal pertanian yang masih kosong dan belum ditanami. Lahan-lahan tersebut sudah dibersihkan dan siap tanam, namun para petani masih menunggu turunnya hujan sebagai sumber air utama untuk pertanian.

Baca Juga:

"Para petani sudah mentraktor lahannya dan menyiapkannya sejak akhir Mei lalu. Mereka berharap hujan segera turun agar proses tanam bisa segera dilakukan. Setiap hari mereka hanya bisa memantau langit dengan cemas, tapi hujan tak turun juga," ungkap Salmon menirukan keluhan para petani.

Lebih lanjut, Salmon meminta agar pemerintah daerah, khususnya Dinas Pertanian Sumut dan instansi terkait, segera mengambil langkah antisipatif. Salah satunya dengan menyiapkan bantuan bibit ulang dan pupuk saat musim hujan tiba, serta mempertimbangkan solusi jangka panjang seperti pembangunan embung atau sumur bor di wilayah rawan kekeringan.

"Sektor pertanian adalah tulang punggung ekonomi masyarakat Karo. Jika ini terus dibiarkan, bukan hanya petani yang merugi, tetapi juga akan berpengaruh pada pasokan pangan dan ekonomi daerah," tegasnya.

Mantan anggota DPRD Karo ini juga berharap pemerintah provinsi dan pusat segera turun tangan membantu para petani, baik dalam bentuk bantuan darurat maupun program pemulihan pertanian pasca-kemarau. Tanpa intervensi yang cepat, dikhawatirkan akan terjadi penurunan produksi pangan secara drastis tahun ini.

Menurut Salmon, hingga saat ini sebagian besar wilayah Kabupaten Karo masih mengalami cuaca panas dan kering, dengan intensitas hujan yang sangat rendah bahkan nyaris tidak ada. Para petani pun hanya bisa berharap pada kemurahan alam agar hujan segera membasahi "Bumi Turang".(*)

Editor
: Donna Hutagalung
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru