Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Kamis, 07 Agustus 2025

Pdt Juna Daniel Saragih STh: Upah Dosa Adalah Maut, Kasih Karunia Allah Memberi Hidup yang Kekal

Jheslin M Girsang - Kamis, 07 Agustus 2025 11:39 WIB
157 view
Pdt Juna Daniel Saragih STh: Upah Dosa Adalah Maut, Kasih Karunia Allah Memberi Hidup yang Kekal
Foto: harianSIB.com/Jheslin M Girsang
Pdt Juna Daniel Saragih STh.
Simalungun(harianSIB.com)

Kepala Bagian Perencanaan GKPS, Pdt Juna Daniel Saragih STh mengutarakan, konsekuensi dosa adalah kematian. Dalam Alkitab disebutkan upah dosa ialah maut. Tapi, kasih karunia Allah adalah kehidupan yang kekal dalam Yesus Kristus.

"Manusia menuai konsekuensi dari perbuatannya. Pada Galatia 6:7-8 dikatakan "Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya," kata Pdt Juna Daniel, pada pelayanan bimbingan rohani dan mental (Bimrohtal) di Pamatangraya, Kamis (7/08/2015). di Pamatangraya, Kamis (7/8/2015).

Baca Juga:

Menurutnya, barangsiapa menabur dosa dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur kasih karunia Allah dalam roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari roh itu.

"Jangan menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Sungguh kita menuai apa yang kita tabur," urainya.

Baca Juga:

Pengikut Kristus diyakini dapat berbuat baik. Berbuat baik tidak hanya menguntungkan diri sendiri, namun dapat memberikan energi baik bagi siapapun. Tujuan berbuat baik adalah untuk mendapatkan tempat di surga nanti.

"Hidup bermoral akan mengarahkan kita menjadi dapat berbuat baik karena kita sudah merasakan kasih-Nya terlebih dahulu," ujarnya.

Pdt Juna menilai norma adalah pegangan atau pedoman, aturan dan tolak ukur. Sedangkan norma moral ialah terkait dengan kebebasan, keadaan lingkungan hidup dan tingkah laku moral.

Norma moral berfungsi mengingatkan kita untuk melakukan kebaikan demi diri-sendiri dan sesama, sehingga perlu memperhatikan kemungkinan-kemungkinan baru dalam hidup ini.

"Bila kita menghayati pengajaran ini, maka kita akan bertindak bijaksana, memperhatikan dan berhati-hati tentang apa yang kita kerjakan hari ini," tuturnya.

Alasan bertindak hati-hati bukan karena takut akan akibat yang menimpa. Melainkan kesadaran dan ketaatan bahwa kita adalah umat Allah yang harus selalu mengerjakan hal yang baik dan yang berkenan kepada Allah. (**)

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru