Rantauprapat (SIB)- Masyarakat Kecamatan Panai Hulu antusias menyaksikan Festival Dangdut Melayu, Jumat (24/4) malam, di lapangan Bakaranbatu Simpang SMA, Desa Tanjung Sarang Elang, dihadiri Bupati Labuhanbatu dr H Tigor Panusunan Siregar SpPD.
Menurut Bupati Tigor, musik dangdut lahir dari perpaduan budaya Arab, India dan lokal yang populer pada akhir tahun enam puluhan.
"Yang malam hari ini kita lombakan adalah dangdut bernuansa Melayu milik masyarakat pantai di Indonesia maupun Malaysia. Mudah-mudahan festival malam ini melahirkan bibit-bibit penyanyi Melayu yang dapat memasuki even nasional," harap Tigor.
Katanya, untuk menghidupkan budaya Melayu di Labuhanbatu supaya tak hilang ditelan zaman, Pemkab telah mengadakan lomba berbalas pantun dan tari serampang dua belas beberapa waktu yang lalu di Kota Rantauprapat.
Tigor juga mengajak hadirin untuk bersama menjaga dan memelihara budaya 12 etnis yang ada di Kabupaten Labuhanbatu, yaitu Melayu, Mandailing, Sipirok, Toba, Simalungun, Karo, Pakpak, Nias, Jawa, Minang, Tionghoa dan Aceh. Katanya, Labuhanbatu dihuni etnis Melayu (7%), Tapanuli (43%), Jawa (38%) dan lainnya.
Kadis Pora Kebudayaan dan Pariwisata Drs H Iskandar MPd menyebut penyelenggaraan festival dangdut Melayu untuk mengembangkan warisan budaya masyarakat Indonesia, serta mengembangkan minat dan talenta yang dimiliki masyarakat dalam musik dangdut.
Festival digelar Jumat-Sabtu (24-25 April 2015), dikuti 36 peserta. Pemenang akan mendapat tropy Bupati Labuhanbatu, sertifikat dan uang pembinaan.
(D10/ r)