Sergai (SIB)- Warga Desa Sentang dan Desa Bogak Besar Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai akhir-akhir ini resah dan tidak aman akibat mengganasnya aksi–aksi pencurian. Dalam dua pekan belakangan ini hampir tiap malam terjadi pencurian.
Anehnya, pencuri yang ditengarai punya komplotan itu tidak pandang bulu. Selain menyikat barang–barang berharga seperti sepeda motor, TV, kulkas, mesin cuci, kompor dan tabung gas, berbagai ternak peliharaan dan hasil tanaman penduduk juga disikat habis. Bahkan pencurinya meninggalkan surat yang berbunyi “Besarkan ternaknya, nanti kami akan datang lagi,†ujar beberapa warga kepada wartawan SIB, Minggu (26/4) petang.
Menurut keterangan, Bahriun Manik dan Imran, warga Desa Bogak Besar yang kemalingan di antaranya E Pasaribu kehilangan sepeda motor. Satrio Kesuma dan Putra penjaga Cafe Pradiso kecurian 2 tabung gas, Supriadi penjaga kebun sawit kemalingan TBS sawit ratusan janjang. Sementara warga Desa Sentang yang menjadi korban maling seperti Kakek Pakde kehilangan 5 ekor kambing, Elpin 20 ekor entok, M Pasaribu kecurian 1 TV dan 1 mesin cuci termasuk beberapa ekor ternak babi.
“Pencurinya keterlaluan dan seperti menantang,†papar warga pada SIB, kambing yang dicuri dipotong dekat kandang dan meninggalkan surat yang meminta pemilik kambing membesarkan peliharaannya untuk diambil kemudian. Begitu pula dengan kemalingan 20 ekor entok milik Elpin, Sabtu (25/4) malam bertepatan ada hiburan keybord di depan rumahnya.
“Pokoknya dalam dua pekan ini pencurian mengganas dan tak pilih bulu. Selain barang–barang berharga, ternak ayam, kambing, pisang, kelapa bahkan padi pun disabit dari ladang. Benar–benar keterlaluan. Maka, kalau pencurinya ketangkap warga akan bertindak sendiri karena sudah emosi dan resah,†aku Bahriun.
Warga lain, Erwin menjelaskan, maraknya aksi–aksi pencurian ditengarai akibat bebasnya peredaran narkoba yang belakangan ini digandrungi anak–anak muda. “Untuk mendapatkan narkoba mereka mencari jalan pintas dengan melakukan pencurian. Apa saja asal jadi duit,†paparnya pada SIB.
Supriadi menambahkan, mengantisipasi pencurian TBS sawit, ia terpaksa mencat buah sawit yang mau dipanen. Tujuannya, kalau hilang bisa dilacak pada agen pembeli. “Disamping itu, kita terpaksa melakukan ronda–ronda. Kami pun sudah kompak, apabila malingnya ketahuan akan kami ganyang ramai–ramai,†katanya pada SIB.
Kepada SIB, warga menambahkan, pelaku pencurian yang diduga punya komplotan itu tidak merasa takut karena disebut –sebut kasus pencurian yang nilai kerugiannya di bawah Rp 2 juta tidak dapat diteruskan ke pengadilan dan pelakunya tak ditahan. “Dengan begitu berarti malingnya punya sindikat. Itu sebabnya, warga sudah banyak emosi dan akan bertindak sendiri kalau menangkap maling,†paparnya.
(A30/q)