Pangkalansusu (SIB)- Musim kemarau yang sudah berlangsung sejak dua bulan terakhir ini sangat berpengaruh kepada para petani yang berada di wilayah Teluk Aru, Langkat. Pasalnya, akibat tak pernah turun hujan lahan persawahan mengalami kekeringan dan retak-retak.
Kondisi yang dialami area persawahan yang mayoritas tidak memiliki saluran irigasi dan selama ini merupakan sawah tadah hujan membuat para petani tersebut terancam gagal tanam musim ini dan mereka hanya bisa pasrah menerima kenyataan itu.
Seorang petani, Mahmudi, warga Desa Tanjungpasir, Kecamatan Pangkalansusu kepada SIB, Minggu (26/4) mengaku pasrah saja dengan kenyataan yang ada, ia dan teman temannya terpaksa menunda turun ke sawah akibat dilanda kekeringan. Dan kondisi yang sama termasuk juga di Kecamatan Brandan Barat.
"Kami hanya bisa pasrah dengan kondisi ini, pasalnya, kalau pun para petani memaksakan diri untuk menanam cabai, semangka atau tanaman palawija lainnya toh juga para petani membutuhkan air yang cukup untuk menyiram tanaman," sambung Mahmudi.
Dan terbukti, kata dia, beberapa temannya yang mencoba beralih tanaman seperti cabai dan semangka, akhirnya bukan malah mendapat untung, tapi sebaliknya malah merugi akibat gagal panen, sehingga menambah kerugian yang relatif besar menurut ukuran petani karena tidak ada ketersediaan air untuk menyiram tanaman.
Untuk menyelamatkan tanaman, mereka perlu biaya besar untuk pembuatan sumur bor dan pembelian mesin guna mengairi tanaman. Tapi apa daya, untuk pembuatan sumur bor, petani harus menyiapkan modal yang tidak sedikit dan itu pula yang tak dimiliki para petani, ujarnya prihatin.
“Kondisi seperti ini sudah berlangsung dari sejak zaman atok kami sampai ke generasi sekarang ini. Dan kalau pemerintah tidak berupaya membangun saluran irigasi dan pengadaan air, maka nasib para petani tadah hujan tidak akan pernah berubah dan tetap bergantung turunnya hujan," pungkas Mahmudi.
Pantauan SIB di salah satu area persawahan tadah hujan di Kelurahan Pangkalan Batu, Kecamatan Brandan Barat, terlihat kondisi lahan mengalami kekeringan bahkan retak-retak akibat kemarau yang berkepanjangan.
(B04/q)