Medan (SIB)- Paguyuban warga Perumahan Taman Setia Budi Indah (Pagar Tasbih) meminta Pemko Medan dan Polresta Medan untuk segera menertibkan Satpam liar di areal Komplek Tasbih yang dianggap membuat resah penghuni komplek.
"Kita minta agar Pemko Medan dan Polresta Medan bertindak tegas. Satpam liar yang tidak mempunyai izin beroperasi di komplek Tasbih agar segera ditertibkan," kata Ketua Pagar Tasbih, Aulia Andri kepada wartawan, Senin (13/6).
Menurut Aulia Andri, insiden bentrokan Satpam yang selama ini menjaga keamanan komplek, sempat terjadi bentuk dengan Satpam liar itu beberapa hari lalu. Insiden ini mengakibatkan sejumlah Satpam luka.
"Bentrokan itu jelas meresahkan warga. Ini kok sudah kayak pasar saja. Rebutan menjaga keamanan malah meresahkan. Bukan membuat warga menjadi tidak tenang," tegas Aulia Andri, yang juga komisioner di Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Sumatera Utara.
Aulia juga menjelaskan, Pagar Tasbih merupakan perkumpulan warga yang legal dan sudah didaftarkan ke notaris Gongga Marpaung SH. Ditambahkannya, para pendiri Pagar Tasbih sudah menunjuk dirinya menjadi ketua dewan pengurus dan meminta untuk menjelaskan pada para pemangku kepentingan di dalam dan luar komplek, tentang berbagai situasi di komplek itu.
"Jadi dapat saya jelaskan, jika ada yang mengaku-aku sebagai wadah tunggal warga Tasbih, itu ngawur. Setiap warga negara berhak berkumpul dan berserikat. Maka itu, Pagar Tasbih hadir untuk membangun komunikasi dengan berbagai pihak guna menciptakan lingkungan yang damai, aman dan tentram di komplek ini," katanya.
Aulia juga menceritakan ada beberapa orang yang mengatasnamakan himpunan warga, berupaya membuat kondisi tidak nyaman.
"Saya sendiri sudah mengadukan persoalan ini ke pengurus Mesjid Musabbihin di Komplek Tasbih dan beliau mengatakan tahu siapa yang mengirim sms berbau SARA tersebut. Karena dianggap tidak mendukung gerakan mereka, saya diancam tidak boleh diurus Mesjid Musabbihin jika saya meninggal dan disuruh diurus oleh warga beragama Kristen. Ini kan sangat tendensius ke arah SARA," ungkap Aulia Andri lagi.
Aulia mendesak agar Pemko Medan dan Polresta Medan bisa segera turun tangan untuk mencari jalan keluar terhadap konflik yang menjurus SARA. "Jadi ini sebenarnya serius. Ada yang ingin ambil proyek keamanan dan kebersihan di komplek ini, tapi pakai jurus pecah-belah dan adu domba antar warga berbeda agama," tegas Aulia Andri.
(rel/A15/y)