Medan (SIB) -Dekan Fakultas Hukum USU Prof Dr Budiman Ginting SH MHum dan Pengamat Sosial USU Drs Wara Sinuhaji MHum, Senin (17/7), senada mengapresiasi keberhasilan Kapoldasu yang baru Irjen Pol Paulus Waterpauw dan jajarannya menangkap bandar narkoba jaringan Malaysia-Indonesia.
Dikatakan Wara, kalau semua instansi sektoral bersinergi peredaran narkoba bisa dicegah dan ditangkal. Sama seperti di Jakarta belum lama ini, polisi berhasil membongkar penyeludupan narkoba seberat 1 ton.
"Permasalahannya dan yang berbahaya, jika pihak yang berkompeten dengan penyeludupan narkoba ini terindikasi "kerjasama", maka akan sulit memberantas narkoba", katanya.
Wara mengatakan, daerah Sergai itu memang rawan penyeludupan, karena banyak pantai dan dermaga kecil yang bisa dijadikan tempat penyeludupan apalagi dekat dengan kawasan Malaysia. "Ini yang perlu diwaspadai kepolisian dan di daerah itu perlu diperketat pengawasannya", kata Wara.
Berkaitan dengan adanya oknum polisi Aiptu Suheryanto yang terlibat dalam penyeludupan itu, Wara menyebut, itu bukan sekali ini terjadi, tapi sudah sangat sering terjadi. "Kalau oknum berkompeten seperti Aiptu Suheryanto ini terlibat dalam penyeludupan maka akan sulit ditangkal karena bisa mengakibatkan gagalnya operasi penangkapan oleh polisi", katanya.
Kalau diusut terus lanjutnya, bisa jadi bukan hanya Aiptu Suheryanto yang terlibat, bisa saja oknum lain terlibat."Namun pihak kepolisian tidak perlu diajari bagaimana menggali informasi sedalam-dalamnya untuk membongkar jaringan penyeludupan yang dilakukan oknum-oknum yang terlibat. Keterlibatan oknum Polisi ini bukan hanya terjadi di Sumut, ini kasus klasik. Terlibatnya oknum polisi di dalam penyeludupan, pengedaran dan pengguna narkoba harus diusut tuntas, baik oleh kepolisian maupun pihak, Beacukai dan pihak terkait lainnya, sehingga penyeludupan narkoba dapat dicegah dan dikurangi", kata Wara.
Terpisah Dekan Fakultas Hukum USU Prof Budiman Ginting mengatakan, ada kemajuan dari kepolisian dengan ditangkapnya bandar narkoba di Sergei. "Kita salut dan apresiasi kepada Kapoldasu yang baru. Berhasil disergapnya bandar narkoba, ini suatu prestasi yang cukup membanggakan. Kita acungkan jempol kepada Kapolda yang baru",katanya.
"Ke depan lanjutnya, jangan hanya sampai di sini, karena masih banyak bandar narkoba lain yang gentayangan di Sumut. Bisa dikatakan Sumut sangat rawan narkoba. Karena itu, kita harus bahu membahu dengan aparat penegak hukum untuk memberantas narkoba ini", tambahnya.
Akan keterlibatan Aiptu Suheryanto apakah karena gaji kurang. Budiman menyebut, gaji tidak kurang. "Masalahnya adalah keinginan mau cepat kaya dan mental aparat penegak hukum harus diperkuat melalui pelatihan-pelatihan dan perlunya diberikan arahan oleh pimpinan kepada anak buah. Bahkan bila perlu didatangkan psikolog supaya mereka itu kuat dan kukuh dalam pendirian ketika berhadapan dengan bandar narkoba yang banyak menjanjikan yang muluk-muluk kepada oknum aparat. Ini yang harus diwaspadai", katanya.
(A01/c)