Medan (SIB) -Banyak konsumen di Medan mengeluhkan cabe merah yang rasanya pahit jika sudah diolah menjadi sambal. Padahal bentuknya segar warnanya merah dan ukuran panjang harganya sama dengan cabe lokal atau cabe gunung yang dijual di pasar-pasar tradisional maupun pasar moderen.
Menurut pantauan SIB, Senin (16/7), cabe merah tersebut memang bentuknya selalu segar. Para pedagang kalau ditanya jenis cabe merah tersebut sering menyebut cabe itu adalah cabe gunung. Namun setiap sudah diolah rasanya pahit.
Wartawan SIB sempat merekam konsumen yang marah-marah di Pasar Cemara, Minggu (15/7) karena merasa dibohongi. Disebut jenis cabe merah gunung, setelah diolah rasanya pahit. "Kog gitu rasa cabe merah yang kau jual, bagus rupanya, rasanya kog lain. Harus jujur, kalau bukan cabe gunung bilang aja sebenarnya. Saya balik lagi ke pasar ini karena ngecek sebenarnya," ujar ibu yang mengaku tinggal di Sidorukun kepada SIB.
Seorang pedagang mengaku, cabe merah tersebut bukan cabe gunung yang dibelinya dari agen besar. Cabe jenis ini selalu segar dan tahan lama, kalau cabe gunung cepat layu.
Di pasar-pasar tradisional, cabe merah yang dipasarkan itu bervariasi warnanya. Ada berwarna merah agak gelap dan bentuknya rada bengkok, ada yang agak kemerah-merahan dan warna merah terang dan bentuknya lurus panjang. Berbagai jenis cabe merah ini harganya hampir sama. Tapi konsumen terkecoh, cabe merah warna terang ini dipilih mereka.
Harga cabe merah tiga warna tersebut bervariasi mulai dari harga Rp 24.000 hingga Rp 26.000 per Kg.
Salah seorang pedagang berbagai komoditi di Pusat Pasar Medan membenarkan, dia menjual cabe merah yang berbeda warna dan harganya. "Kami berterus terang kepada konnsumen, kalau cabe merah gunung lebih mahal ketimbang cabe merah produk luar Sumut itu lebih murah. Kadang ada pedagang ambil kesempatan cabe merah yang tetap segar itu mahal dijualnya. Memang cabe merah gunung yang tetap Ok, pedagang atau konsumen yang jeli, tahu cabe gunung Sumut, ungkap Ny boru Sitepu kepada SIB, Senin (16/7).
Cabe Kotak
Sementara itu Sofyan Tanjung dari Tim Pemantau Harga dari Dinas Perdagangan Sumut mengatakan, cabe merah dari sejumlah provinsi yang masuk ke Sumut antara lain dari Aceh dan Sumbar. Bahkan, katanya, ada cabe merah kotak dipasarkan di Medan. Sofyan juga memertanyakan jenis cabe merah yang rasanya pahit dan getir jika sudah diolah menjadi sambal.
"Kalau cabe merah kotak, adanya dari Jawa, tapi di Jawa saja kebutuhan cabe merah kurang, dipasok dari provinsi lain. Kita setiap hari memantau harga-harga bahan pokok di 6 pasar di Medan dan melaporkannya ke Mendag RI lewat internet," katanya.
Wartawan SIB sempat terkecok memilih cabe merah dan memang cabe merah yang tidak serupa dengan cabe gunung rasanya pahit. (A2/f)