Medan (SIB)
Anggota Komisi E DPRD Sumut dr Poaradda Nababan SpB berharap program vaksinasi Covid-19 yang diberlakukan secara serentak di 34 provinsi pada 14 Januari benar-benar dapat meminimalisir laju penurunan penyebaran pandemi Covid-19 hingga 40 persen.
"Besar harapan kita, vaksinasi ini dapat mengurangi sampai 30-40 persen laju penurunan pandemi Covid-19. Mari kita percayakan kepada pemerintah untuk melakukan vaksinasi dan sudah saatnya dihentikan polemik yang sifatnya menakut-nakuti masyarakat untuk divaksin," jelas Poaradda Nababan kepada wartawan, Selasa (12/1) di DPRD Sumut.
Menurut Poaradda, program vaksinasi gratis buatan Sinovac ini merupakan bagian roadmap percepatan penanggulangan pandemi Covid-19 yang ditanda-tangani Jokowi pada 5 Oktober lalu. Tentunya harus didukung semua pihak dengan menghentikan provokasi yang sifatnya menakut-nakuti masyarakat.
"Ini masalah nyawa manusia, sehingga penyampaian informasi kepada masyarakat tidak boleh simpang siur, mari kita berikan pemahaman yang baik, bukan malah memberikan provokasi," kata anggota Komisi E yang membidangi kesehatan ini.
Poaradda juga mengaku kecewa terkait adanya sebagian kalangan masyarakat yang ragu dengan vaksinasi setelah mendengar informasi yang tidak akurat kebenarannya, sehingga mempengaruhi pola pikir sebagian masyarakat yang sudah tersusun dengan baik.
"Jika para pejabat dan tenaga medis pun sudah siap divaksin pada 14 Januari ini, masyarakat hendaknya tidak ada lagi yang ragu. Saya pribadi bersama 100 anggota dewan pun sudah siap divaksinasi," kata Poaradda.
Tidak Main Pukul Rata
Terkait adanya Perpres (Peraturan Presiden) No 99/2020 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19 dan Keputusan Menkes No HK 01.07/MENKES/12757/2020 tentang kewajiban vaksinasi, Poaradda berharap implementasinya sebaiknya tidak main pukul rata.
"Memang wajib untuk menekan laju Covid-19, tetapi tidak harus semua, terutama untuk kelompok penerima yang baru sembuh dari Covid-19 dan orang yang baru sembuh dari sakit. Karena secara medis mereka masih memiliki zat antibodi di tubuhnya, sehingga tidak perlu divaksin lagi," katanya.
Dengan target vaksinasi sampai 70 persen di seluruh Indonesia, Poaradda berharap penyuntikan diprioritaskan di kawasan yang berpotensi penularan tertinggi dan padat penduduk serta meminimalir vaksin di wilayah jarang penduduk atau jauh dari keramaian khususnya di perkampungan terpencil.(M03/d)
Sumber
: Hariansib edisi cetak