Belawan (SIB)
Pengembangan Kuala Tanjung Port and Industrial Estate (PIE), terdiri dari kawasan Pelabuhan Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (KTMT) dan Kawasan Industri/KualaTanjung Industrial Zone yang saling terintegrasi akan meningkatkan utilisasi dan aktivitas bongkar muat di KTMT serta mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia bagian barat khususnya wilayah Sumatera Utara.
Hal tersebut dikatakan Direktur Transformasi dan Pengembangan Bisnis Pelindo 1, Prasteyo melalui siaran persnya yang diterima wartawan dari Humas Pelindo 1 Medan, Kamis (18/2).
Lebih lanjut dikatakannya, untuk mewujudkan hal itu, pihak Pelindo 1 akan terus melakukan kordinasi dengan para stakeholder, dan mengajak para investor serta mitra strategis untuk berperan aktif dalam pengembangan Kuala Tanjung PIE.
Kuala Tanjung PIE memiliki potensi besar untuk tumbuh dan berkembang secara cepat, karena lokasinya sangat strategis di Pulau Sumatera, atau berada di tengah jalur utama Selat Malaka yang dilintasi 25 persen komoditas perdagangan dunia, serta didukung hinterland yang kuat oleh 10 provinsi di Sumatera Utara, menjadikan Kuala Tanjung PIE berpotensi besar sebagai simpul penting dalam jaringan logistik dan suppply chain global.
Pengembangan Kuala Tanjung PIE ditandai dengan telah beroperasinya kawasan pelabuhan Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (KTMT) sejak 2019 lalu dan direncanakan sebagai The Next Indonesia’s Logistic and Supply Chain Hub.
Pelabuhan Kuala Tanjung didesain untuk mengakomodasi kapal-kapal berukuran besar dengan bobot 50.000 DWT (dead weight tonnage) dengan berbagai jenis muatan, dari petikemas, curah cair, hingga kargo umum, memiliki panjang dermaga 500 x 60 meter, trestle 2,8 kilometer, container yard seluas 14 hektar, dan kedalaman kolam pelabuhan -17 meter LWS serta dilengkapi dengan alat bongkar muat, 3 unit Ship to Shore (STS) Crane, 8 unit Automated Rubber Tyred Gantry (ARTG) Crane, serta alat angkut 21 terminal tractor. Juga terdapat 22 tangki timbun yang mampu melayani arus curah cair, utamanya CPO hingga 1.000 ton per jam dengan 4 jaringan pipa yang dilengkapi dengan 8 pompa.
Selain itu Terminal KTMT juga memiliki konsep ramah lingkungan. Sebagian besar peralatan bongkar muatnya menggunakan energi listrik dan seluruh operasional petikemas dan curah cair didukung dengan sistem TI yang terintegrasi Terminal Operating System (TOS) serta memiliki kapasitas throughput petikemas hingga 600.000 TEUs dan tangki timbun CPO 100.000 metric ton per tahun.
Sedangkan Kuala Tanjung Industrial Zone (KTIZ) yang dikembangkan di area seluas 3.400 hektar, memiliki potensi segmen industri yang beragam, baik itu port associate industry maupun non port associate industry, di antaranya aluminium, palm oil, iron and steel, rubber, petrochemical, produk makanan, serta segmen industri lainnya. Juga akan diperkuat dengan tersedianya berbagai layanan pendukung seperti bunkering service, logistic service, dan warehousing, serta dilengkapi dengan penyediaan listrik, jaringan pipa gas, air bersih, pengelolaan limbah dan jaringan utilitas lainnya.
Dalam Pengembangan Kuala Tanjung PIE, juga terdapat rencana pengembangan Kawasan Business and Residential Area yang didukung oleh akses jaringan transportasi terpadu berupa jalan tol Trans-Sumatera dan jaringan jalur kereta api yang langsung masuk ke dalam Kuala Tanjung PIE, juga terintegrasi dan terhubung langsung dengan Kawasan Industri Sei Mangkei, yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Selain itu Kuala Tanjung PIE, juga akan menerapkan konsep smart port and smart industrial area, didukung dengan perencanaan implementasi IoT (Internet of Things) dan ICT (Information and Communication Technology), sehingga nantinya akan menjadi suatu kawasan industri modern berskala International sesuai dengan visi Pelindo 1 yakni, menjadi gerbang utama Indonesia ke jaringan logistik global.
Saat ini, menurut pihak Pelindo 1, sudah ada beberapa perusahaan berskala internasional dan multinasional serta investor yang tertarik untuk berinvestasi di kawasan tersebut. Salah satunya, Pelindo 1 dan Pertamina akan bekerja-sama mengembangkan dan membangun terminal energi yakni Terminal BBM dan LNG, pengembangan sarana dan fasilitas bunker penunjang bahan bakar minyak untuk memenuhi kebutuhan kawasan Industri tersebut.
Dengan pengembangan Kuala Tanjung PEI, sebagai salah satu operator jasa kepelabuhanan tahun 2021, Pelindo 1 menargetkan arus bongkar muat peti kemas sebesar 1,57 juta TEUs atau tumbuh 10 persen dibandingkan tahun 2020. Sedangkan bongkar muat kargo yakni curah cair, kering dan general kargo diproyeksikan mencapai 30,2, juta ton atau meningkat 22 persen dari tahun sebelumnya. (M07/d)
Sumber
: Hariansib edisi cetak