Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Rabu, 04 Juni 2025

Dibayangi Deflasi April, Ekonomi Sumut Mulai Diserang “Penyakit”

* Harga Daging Sapi, Telur Ayam dan Beras Naik
Redaksi - Sabtu, 29 April 2023 19:08 WIB
194 view
Dibayangi Deflasi April, Ekonomi Sumut Mulai Diserang “Penyakit”
Foto: Pexels
Ilustrasi pasar tradisional. 
Medan (SIB)
Masyarakat pada umumnya dengan mudah mampu menggambarkan pergerakan harga saat menjelang Idul Fitri maupun Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Secara serentak masyarakat akan mengatakan, harga cenderung naik saat mendekati dua hari besar keagamaan tersebut.
“Tetapi untuk Lebaran kali ini penilaiannya bergeser. Sumut justru dibayangi deflasi sejumlah kebutuhan pokok masyarakat,” ungkap Pengamat Ekonomi dan Keuangan Gunawan Benyamin, Jumat kemarin (28/4).
Disebutnya, dari hasil pemantauannya, dua bulan terakhir, sejumlah harga kebutuhan pokok masyarakat justru mengalami penurunan.
Harga cabai merah dan cabai rawit anjlok 27% di bulan April dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Disusul daging ayam anjlok 7%, minyak goreng curah anjlok 6.6%, dan bawang merah anjlok 5.6%.
Sementara itu harga daging sapi naik di kisaran 5.1% hingga 5.6%, telur ayam naik 1.8%, dan harga beras kualitas bawah naik sekitar 2.7% .
Akan tetapi untuk kenaikan harga beras dia menilai ini pengecualian. Karena kenaikan harga beras tersebut terjadi di saat pemerintah menaikkan HPP beras.
Jadi bukan karena demand yang membaik. Sementara untuk daging sapi dan telur ayam, ini hanya kenaikan sementara. Terlebih daging sapi yang harganya akan kembali kekisaran Rp 120.000 hingga Rp 130.000 per Kg.
Sementara itu, ada tren kenaikan harga tiket pesawat di bulan April ini. Pemicu utamanya adalah rata-rata harga minyak dunia yang lebih mahal di bulan April dibandingkan dengan Maret.
Secara keseluruhan Sumut masih dibayangi deflasi, meskipun tetap tidak menutup kemungkinan akan mencetak inflasi sangat rendah.
“Kabar ini tentunya bukan kabar baik buat Sumut. Saya melihat inflasi bisa bergerak dalam rentang -0.23 hingga 0.1%. Artinya memang masih menunjukan adanya potensi deflasi. Dan tentunya masih lebih rendah dari perkiraan saya sebelumnya dimana inflasi akan paling besar 0.2% di bulan April. Namun, kita menunggu rilis resmi BPS untuk kepastiannya,” katanya.
Akan tetapi, kemungkinan deflasi atau inflasi kecil selama Ramadan dan Idul fitri tahun ini sebagai sinyal buruk. Dimana motor penggerak pertumbuhan ekonomi Sumut dari sisi belanja masyarakat tengah mengalami gangguan.
Belanja atau pengeluaran masyarakat, kinerja ekspor, sektor pertanian, jasa angkutan, hingga konstruksi dikuartal pertama tahun ini berpeluang terkontraksi secara kuartalan.
Tren perlambatan ekonomi Sumut sudah terlihat sangat jelas saat ini. Tercermin dari gangguan daya beli yang sudah dirasakan dari penjualan ritel yang bergerak turun di kuartal pertama.
“Ini penyakit yang harus diantisipasi dan dicari obatnya. Namun sayangnya penyakit ekonomi Sumut ini dipengaruhi oleh resesi di negara lain. Sehingga saya pesimis pemerintah mampu menghindari tekanan ekonomi eksternal. Tetapi saya masih optimis pemerintah setidaknya bisa meminalisir penambahan jumlah masyarakat miskin,” imbuhnya. (A1/a)


Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru