Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 08 September 2025

Pengelola Wisata dan Warga Keluhkan Tercemarnya Sungai Musam di Langkat

Redaksi - Senin, 21 Agustus 2023 17:25 WIB
287 view
Pengelola Wisata dan Warga Keluhkan Tercemarnya Sungai Musam di Langkat
Foto : Dok/Pengelola BSSM
TUNJUKKAN DAMPAK : Warga menunjukkan dampak limbah yang masih tersisa di Sungai Musam, Desa Sei Musam, Dusun Batu Sembah, Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat, Sabtu (19/8). 
Langkat (SIB)
Pengelola objek wisata Pantai Batu Sembah Simalem (BSSM) serta warga masyarakat Desa Sei Musam, Dusun Batusembah, Kecamatan Batangserangan, Kabupaten Langkat, mengeluh karena kondisi Sungai Musam diduga telah tercemar oleh limbah PT Raya Padang Langkat (Rapala).

Informasi diperoleh, Sungai Musam selama ini menjadi sebagai sarana pendukung bagi masyarakat sekitar dan pihak pengelola wisata untuk mencari nafkah.

Kepada wartawan, Sabtu (19/8) malam, salah seorang warga sekitar Ramdani (40) mengatakan, peristiwa pencemaran itu berawal ketika salah satu kolam limbah milik PT Rapala pecah, Jumat (18/8), sehingga mengakibatkan limbah pabrik kelapa sawit tersebut mengalir ke Sungai Musam.

"Dampaknya, kini warga yang berdomisili di sepanjang aliran Sungai Musam tak berani lagi mandi di sungai seperti biasanya. Padahal, selama ini kami mandi di sungai setiap hari," ujarnya.

Sementara, pengelola wisata Pantai Batu Sembah Simalem (BSSM) Bob Harianta Perangin-angin mengaku, terpaksa menutup lokasi usaha miliknya meski sempat ada sejumlah wisatawan yang datang untuk berwisata sungai.

"Tadi sempat ada beberapa wisatawan yang datang, tapi terpaksa diminta pulang karena aliran sungai tercemar limbah. Biasanya, tiap hari ada 30-50 wisatawan yang datang berkunjung," katanya.

Menurutnya, hingga saat ini dampak limbah milik PT Rapala yang berada tepat di tepi sungai tersebut masih tersisa dan terlihat jelas dengan kasat mata, salah satunya air sungai yang kehitam-hitaman.

Peristiwa pencemaran tersebut, akunya, sudah dilaporkan pihaknya kepada aparat desa yang selanjutnya memanggil pihak pengelola pabrik dan bermusyawarah dengan masyarakat.

Ketika dikonfirmasi melalui telepon seluler, Humas PT Rapala Defiansyah Manik mengakui kolam limbah pabrik kepala sawit tersebut pecah karena curah hujan yang tinggi. (A12/d)


Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru