Medan (SIB)
Jemaat Gereja HKBP Resort Jalan Pelajar Medan merayakan HUT ke-43 sekaligus Pesta Parheheon Ama serta penggalangan dana pengadaan AC untuk gereja, Minggu (8/10). Acara yang diketuai Ir Parlaungan Simangunsong ini dilaksanakan sederhana, namun antusias jemaat cukup besar untuk ikut berkontribusi dalam pembangunan sarana dan prasarana gereja itu.
Acara HUT ke -43 gereja itu diawali ibadah Minggu, dengan penghotbah Pdt Dr Sukanto Limbong, Dosen STT HKBP yang juga Ketua Komisi Teologia HKBP. Parlaungan Simangunsong mengatakan, kekompakan para jemaat mampu memenuhi sarana dan prasarana (Sarpras) yang dibutuhkan gereja. Terlebih Pendeta Resort HKBP Pelajar yakni Pdt Ulima Lumban Gaol, baru beberapa bulan bertugas sudah mampu menciptakan suasana yang kompak antar jemaat dan pelayan penuh waktu.
“Kita bukan untuk bermewah-mewah, tapi dalam ibadah perlu suasana nyaman dan sejuk, sehingga pengadaan AC sudah jadi kebutuhan. Kemajuan teknologi mari kita pakai demi untuk kemuliaan nama Tuhan. Suasana sejuk bisa membuat acara ibadah makin khusuk, Firman Allah pun makin merasuk ke hati dan memperkuat iman,” kata Parlaungan yang pernah dua periode sebagai anggota DPRD Medan itu.
Pengadaan kebutuhan ruangan gereja itu lanjutnya disepakati dilaksanakan pada acara Pesta HUT ke-43 yang dirangkaikan dengan pesta Parheheon Ama HKBP Jalan Pelajar. Semua jemaat dari sektor (wijk) menyediakan bahan makanan atau barang untuk dilelang.
Pdt Dr Sukanto Limbong dalam khotbahnya mengatakan, orang Batak Kristen, khususnya HKBP sangat gemar mengejar pengampunan. Karena sangat mengakui akan dosa, maka pengampunan oleh Tuhan Yesus Kristus selalu dikejar, semua rindu belas kasih Tuhan. Itu makanya, kemana pun merantau, orang Batak selalu membawa-bawa gerejanya HKBP, karena rindu pengampunan Tuhan.
Sukamto Limbung menceritakan tentang perceraian di Tanah Air melaui data BPS, setiap jam ada dua perceraian di Indonesia, sehingga kalau dirata-ratakan dalam tempo 24 jam ada 47 pasangan suami istri yang bercerai.
Setelah diteliti, faktor penyebab yang paling dominan bukan karena ekonomi atau perselingkuhan. “Tapi karena pada diri mereka tidak memiliki hati untuk mengampuni, puji Tuhan, di keluarga warga HKBP sangat minim terjadi perceraian karena selalu mengejar pengampunan sehingga pada hatinya saling mengampuni,” ungkap Pdt Sukanto.
Pdt Limbong mengingatkan kaum bapak HKBP Jalan Pelajar agar selalu menghasilkan buah yang manis untuk keluarganya. Menurutnya, tidak jarang orangtua memberi buah yang asam untuk anak dan istrinya, telebih disebabkan faktor ekonomi yang menghimpit. Buah asam terus-menerus bisa menghasilkan racun (toksin), artinya keluarga jadi berantakan.
“Di dalam Alkitab ada disebutkan agar orangtua jangan menyakiti anaknya agar di dalam keluarga tidak menghasilkan buah asam. Untuk itu, pesta Parheheaon Ama hendaknya menghasilkan buah yang manis walau kesulitan ekonomi melanda. Jangan kita genggam yang asam, hasilkanlah buah yang manis karena Tuhan yesus sudah memberi pengampunan kepada kita,” tuturnya.
Acara HUT ke-43 dan Pesta Parheheon Ama HKBP Pelajar itu juga diisi berbagai kegiatan olahraga seperti jalan santai, bola voli, tenis meja dan bulutangkis. (**)