Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 29 Juni 2025

Mahija Parahita Nusantara Harap Daerah Wisata di Sumut Bebas Sampah Plastik

Redaksi - Selasa, 02 April 2024 16:06 WIB
533 view
Mahija Parahita Nusantara Harap Daerah Wisata di Sumut Bebas Sampah Plastik
(Foto: SIB /Oki Lenore)
EDUKASI DAN BERBAGI: Senior Manager, Public Affairs, Communications & Sustainability PT Coca-Cola Indonesia, Andreas Priyo Adianto (kiri) dan Wakil Ketua Yayasan Mahija Parahita Nusantara  Suharji Gasali (kanan) berbagi kasih usa
Deliserdang (SIB)
Suharji Gasali, Wakil Ketua Yayasan Mahija Parahita Nusantara, berharap seluruh komonen masyarakat ikut serta menjaga bumi hijau.
Program prioritas lain adalah daerah wisata unggulan di Sumut bebas dari sampah plastik. “Kami dari Yayasan Mahija Parahita Nusantara mengedukasi publik, khususnya pejuang bahkan telah menjadi pahlawan daur ulang, untuk semakin giat mengumpulkan sampah plastik untuk didaur ulang,” tegasnya saat berbagi dengan pahlawan daur ulang di Medan dan Tanjungmorawa, Senin (1/4).
Didampingi Andras Priyo Adianto, Public Affairs, Communications, Sustainability (PACS) Indonesia PT Coca-Cola Indonesia, Suharji mengatakan pihaknya bersama Frestea melanjutkan dukungan bagi pahlawan daur ulang selama bulan Ramadan dengan penuh syukur. Pihaknya menyalurkan 1.000 paket donasi sembako dan 7.520 paket buka puasa kepada pahlawan daur ulang (pekerja informal sektor sampah) dan keluarga prasejahtera di 23 lokasi di Indonesia.
"Saat ini, Mahija Parahita Nusantara memposisikan komunitas pahlawan daur ulang sebagai elemen penting dalam ekonomi berkelanjutan. Bersama mitra seperti Frestea, kami terus berkomitmen untuk memberikan dukungan kepada mereka agar dapat meningkatkan kualitas hidup, terutama di bulan suci Ramadan," ungkapnya.
Menurutnya pahlawan daur ulang memegang peranan kunci dalam ekonomi sirkular, terutama di bulan Ramadan di mana volume sampah meningkat hingga 20 persen. Dukungan kepada komunitas pengumpul sampah dan keluarga pra sejahtera diharapkan dapat membantu mereka melewati bulan Ramadan dengan lebih baik.
"Mahija telah mendirikan 2 titik pusat pengumpulan sampah botol plastik di Medan sejak tahun 2021, dengan dukungan dari 90 mitra pengumpulan lokal. Setiap bulannya, sekitar 80 ton sampah botol plastik PET dikumpulkan dan didaur ulang oleh PT Amandina Bumi Nusantara menjadi bijih plastik yang aman untuk kemasan makanan dan minuman. Upaya ini tidak hanya membantu dalam penanganan sampah di Kota Medan, tetapi juga mendorong ekonomi sirkular dengan mengubah limbah menjadi sumber daya yang berguna," tegasnya.
Selain dukungan selama bulan Ramadan, pihaknya juga aktif dalam memberikan program edukasi dan pelatihan, program kesehatan dan nutrisi, serta pengembangan komunitas dan infrastruktur bagi para pahlawan daur ulang.
Di tahun 2024, Mahija berkomitmen untuk terus memberikan dampak positif kepada sekitar 35.000 jiwa. Selain itu, mereka juga memberikan bantuan pendidikan kepada 7 sekolah mitra yang memiliki 1000 anak didik di bawah naungan sekolah-sekolah adopsi tersebut.
Triyono Prijosoesilo, Direktur Public Affairs, Communication and Sustainability Coca-Cola Indonesia menyatakan, kolaborasi antara Frestea dan Mahija dalam memberikan dukungan kepada komunitas pekerja informal di sektor pengumpulan sampah telah berlangsung selama tiga tahun berturut-turut pada bulan Ramadan. "Kami berharap kontribusi dari Frestea dapat meningkatkan dampak bantuan kepada mereka serta meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai daur ulang dan keberlanjutan, serta semakin banyak mitra yang terlibat dalam berbagai program bersama Mahija," ucap Triyono.
Yayasan Mahija Parahita Nusantara mengoperasikan 30 pusat pengumpulan botol bekas di seluruh Indonesia dan mampu memproses 31.500 ton botol PET bekas atau setara dengan 2 miliar botol setiap tahunnya. Keberhasilan ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam menjadi pemain utama dalam gerakan global menuju keberlanjutan dan ekonomi sirkular.
Andras Priyo Adianto memastikan pihaknya terus mendorong terciptakan bumi hijau dan lingkungan asri dengan memelihara dan menjaga sampah plastik menjadi bernilai ekonomis.
“PT Coca-Cola Indonesia menargetnya 2030 seluruh kemasan produknya terbuat dari plastik daur ulang. Konsekuensinya biaya produksi semakin tinggi tapi tidak memengaruhi harga jual produk untuk konsumen,” tutupnya. (**)



Baca Juga:
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru