Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Kamis, 05 Juni 2025

Kebijakan Mendikbudristek Ganti Seragam Sekolah Dipertanyakan

Redaksi - Selasa, 16 April 2024 09:13 WIB
815 view
Kebijakan Mendikbudristek Ganti Seragam Sekolah Dipertanyakan
Foto: Ist/harianSIB.com
Siap-siap, ganti seragam sekolah habis lebaran, ini aturan baru Mendikbudristek. 
Medan (SIB)
Anggota DPRD Sumut Ahmad Hadian menegaskan, tentang adanya kebijakan penggantian seragam sekolah oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) ditentang masyarakat, karena kebijakan itu sangat tidak populer, tidak substantif dan tentunya sangat memberatkan rakyat.
“Jika benar, adanya kebijakan Mendikbudristek mengganti seragam sekolah, tentunya sangat tidak substantif, tidak populer dan memberatkan rakyat. Rencana itu harus dibatalkan," tegas Ahmad Hadian kepada wartawan, Senin (15/4), melalui WhatsApp di Medan.
Pernyataan Hadian ini merespons keluarnya Permendikbudristek No50/2022 terkait Pakaian Seragam Sekolah Bagi Peserta Didik Jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah serta kebijakan tersebut bertujuan untuk menanamkan dan menumbuhkan jiwa nasionalisme, menumbuhkan semangat persatuan dan kesatuan di kalangan peserta didik.
Berkaitan dengan itu, Ahmad Hadian mempertanyakan korelasi positif antara ganti warna seragam terhadap kualitas pendidikan anak bangsa. Sepenting apakah ganti warna/model seragam sekolah bagi anak didik.
Hadian yang juga pengamat kebijakan/kandidat magister administrasi publik ini, justru mempertanyakan pemerintah, setelah rakyat Indonesia merayakan Hari Raya Idul Fitri, akan dilanjutkan lagi dengan beban kewajiban mengganti seragam sekolah anaknya.
“Kalau pendapat saya, ganti seragam sekolah ini tidak penting. Justru ada yang lebih penting dan harus disegerakan oleh Kemendikbudristek, dengan memperbaiki metode pengajaran agar bisa efisien dan efektif. Teori jangan terlalu berbelit belit. Tapi simple saja, agar peserta didik gampang paham terhadap materi ajar," ujarnya.
Selain itu, ujar politisi PKS ini, sedini mungkin harus diketahui bakat potensial peserta didik, kemudian arahkan minatnya dan fokus pembelajaran dan latihannya ke bakatnya tersebut. “Jangan buang-buang waktu mempelajari yang tidak dibakati dan tidak diminati anak didik, sehingga peserta didik akan cepat memiliki life skill (bekal kemampuan hidup) untuk profesinya kelak, agar sukses menghadapi persaingan hidup,” urai Ahmad Hadian.
Selanjutnya, tambah politisi vokal ini, harus terus didalami materi agama, etika, moral, akhlak serta wajib diajarkan pada setiap jenjang pembelajaran, karena tanpa agama, etika, moral, akhlak, setinggi apapun ilmu pengetahuan manusia, tidak akan menjadikannya mulia, terhormat dan bermartabat dan tidak akan berdaya guna secara optimal bagi peradaban.
“Tingkat kesejahteraan guru dan ringankan beban kerjanya, jangan dibebani dengan terlalu banyak urusan administrasi pembelajaran agar mereka fokus kepada pembentukan karakter peserta didik,” pungkas Ahmad Hadian, yang juga praktisi pendidikan karakter ini. (**).



Baca Juga:
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru