Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Selasa, 03 Juni 2025

Menuju Bebas TB, Dinkes Medan Bersama USAID Gelar Lokakarya

Redaksi - Jumat, 19 April 2024 20:27 WIB
377 view
Menuju Bebas TB, Dinkes Medan Bersama USAID Gelar Lokakarya
(Foto Dok/Budi)
LOKAKARYA: Dinkes Medan bekerjasama dengan USAID bebas TB menggelar lokakarya terhadap para nakes dan juga manajemen rumah sakit pemerintah dan swasta, di Hotel Four Point Medan, Kamis (18/4/2024). 
Medan (harianSIB.com)
Dinas Kesehatan (Dinkes) Medan bekerjasama dengan USAID bebas TB untuk menuju eliminasi dan Medan bebas tuberkulosis (TB). Salah satunya menggelar lokakarya terhadap para tenaga kesehatan (Nakes) dan juga manajemen rumah sakit pemerintah dan swasta. Kegiatan itu berlangsung di Hotel Four Point Medan, Kamis (18/4/2024).
“Kita menggelar lokakarya untuk Intensified Tuberkulosis Case Finding (ITCF) dimana lokakarya ini kita tujukan pada 2 fasilitas kesehatan (Faskes) terpilih yakni RSUD Dr Pirngadi Medan dan RSU Hermina yang didasarkan oleh lokasi, kepemilikan Faskes, sehingga layak ditunjuk untuk menjadi pilot projek,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Medan dr Pocut Fatimah Fitri MARS.
Ia menjelaskan ITCF itu adalah melengkapi active case finding (ACF) yang pada prinsipnya kasus TB harus ditemukan sebanyak-banyaknya. “Penyakit menular ini tidak akan meluas jika kasus sudah ditemukan diobati sampai sembuh, sehingga tidak menjadi sebuah penularan. Hari ini untuk TB kita harus menemukan orang yang terduga yang sakit kita obati agar tidak menjadi sumber penularan di kantor, di rumahnya, di sekolahnya,” paparnya.
“Kita mencarinya di masyarakat yang kita namakan ACF. Keluarga yang sudah terdiagnosa itu sangat mungkin tertular dan itu akan kita lakukan pemeriksaan. Demikian juga dengan orang yang DM, HIV tapi ada satu potensi lagi masyarakat yang sudah datang ke Faskes dengan apapun keluhannya, apakah dia TB atau tidak siapa yang tahu, oleh karenanya perlulah dilakukan screening,” tambahnya.
Pocut menegaskan, pihaknya akan melakukan screening masyarakat yang datang ke Faskes. “Masyarakat mungkin sudah datang ke Faskes dengan keluhan gatal-gatal, sakit kepala, sakit perut, akan tetapi mereka akan berlalu dari Faskes jika tidak di-screening. Ini yang mau kita tingkatkan, apalagi screening gejala itu hanya berbasis barcode dan nanti akan terlihat apakah kita terduga TBC atau tidak. Kalau terduga, maka akan dilanjutkan dengan pengobatan selanjutnya, tetapi jika tidak bisa langsung pulang atau melanjutkan pengobatan mana yang tujuan awal dia berobat ke rumah sakit,” ucapnya.
Tujuan terbesar melakukan screening bagi masyarakat yang datang ke Faskes ini untuk menemukan kasus TB yang selama ini lewat begitu saja di Faskes-faskes. Untuk mensukseskan program ini, yang mana TB ini merupakan masalah kesehatan, sehingga Nakes, dan Faskes harus terlibat penuh.
“Saat ini kita meningkatkan ITCF di rumah sakit tentulah harus melibatkan banyak Nakes karena pasien itu akan datang melalui pintu pintu Faskes yang butuh bimbingan dan mengarahkan dari para nakes,” katanya.
Di sinilah karenanya para Nakes tersebut dilatih dan diberi pembekalan. Sebelumnya kita sudah melakukan asesmen ke masing-masing Faskes, dengan melakukan kunjungan, diskusi dengan pihak manajemen dan juga sudah dilakukan pertemuan internal dan sudah kita buat SK Tim. "Dan hari ini kita lakukan lokakarya sebagai penguatan dan kemudian akan dilakukan simulasi bagaimana pelayanan ITCF ini diterapkan di RS," ungkapnya.
Menurutnya, jika simulasi dapat berjalan dengan baik maka pelayanan ITCF ini akan dijalankan di semua Faskes di Medan. Saat ini, baru dua rumah sakit menjadi pilot projek. Ke depannya, sebutnya, akan diduplikasi agar rumah sakit lain melakukan hal yang sama.
Manager Proponsi USAID Bebas TB dr Junida Sinulingga MKes mengatakan, pihaknya sebagai fasilitator bekerjasama dengan Kota Medan, Provinsi Sumut untuk membuat ITCF ini bisa menjadi getline, sehingga bisa menjadi dasar mengaplikasikan ini ke seluruh Faskes di Kota Medan.
Kegiatan ini saat ini akan membuat ITCF di empat Faskes di Medan, yakni RS pemerintah, swasta, klinik, dan Puskesmas. “Jika sudah bisa menjadi getline nanti bisa menjadi juknis. Getline ini kita akan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Medan dan provinsi. Tentunya kita tidak memiliki target khusus, tetapi kita akan mendukung Dinkes Medan bagaimana Dinkes itu mencapai target,” tegasnya.
Sementara itu, berdasarkan data yang dicatat Dinkes Medan, target capaian kasus TB di Medan 2023 mendapat target dari Kemenkes cukup besar yakni, 28 ribu, 2022 hanya 14 ribu. Di 2022 capaian cukup bagus, yakni mencapai 80 persen lebih. Tapi dengan tingginya target 2023 secara persentase pencapaian Dinkes Medan menurun, tapi secara absolut mengalami peningkatan.
"Tahun 2024 ini target Dinkes Medan normal kembali di angka 14 ribuan. Jadi dengan semua dukungan para mitra dan dengan sudah dibentuknya SK Tim Percepatan diharapkan target akan tercapai," ujarnya. (*)


Editor
:
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru