Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Kamis, 26 Juni 2025

Kasus Penganiayaan Anggota TNI Berawal dari Perkelahian di Diskotek

Wilfred Manullang - Kamis, 08 Agustus 2024 14:55 WIB
527 view
Kasus Penganiayaan Anggota TNI Berawal dari Perkelahian di Diskotek
Foto: KOMPAS.com/GOKLAS WISELY
Edward Manurung (64) saat diwawancarai di kediamannya, Jalan Danau Jempang, Kota Medan pada Rabu (7/8/2024).
Medan (harianSIB.com)
Edward Manurung (64) menceritakan, anaknya bernama Doli Hamonangan Manurung (34) sempat babak belur dihajar sekelompok orang.

Anaknya babak belur karena dianggap terlibat dalam pembacokan Prada Defliadi di rumahnya, Jalan Orde Baru, Kota Medan. Edward menjelaskan, kejadian itu berlangsung pada Minggu (4/8/2024) sekitar pukul 10.00 WIB.

Kala itu, ia sedang berada di rumah ibunya. Sementara, Doli tinggal bersama istrinya di Jalan Orde Baru. "Jadi mamanya datang nangis-nangis, katanya Doli diculik oleh segerombolan orang tak dikenal," kata Edward saat diwawancarai di kediamannya, di Jalan Danau Jempang, pada Rabu (7/8/2024) dikutip dari kompas.com

Baca Juga:

Dia pun bergegas dan mendapati Doli sudah tidak ada di lokasi. Kabar yang didapatinya dari sang istri, ada sekitar 20 pria berpakaian hitam dengan mengendarai 5 mobil mendatangi kediaman Doli.

Para pria ini mendobrak pintu besi rumah dan memaksa masuk. Doli yang berada di lantai 3 dipukuli. Barang-barang di kamar Doli diobrak-abrik.

Baca Juga:

Menurutnya, aksi para pria itu seperti perampok. "Naiklah orang ini ke lantai 3, dihantamilah (si Doli) di situ. Hancur laptop, HP, dan ada tabungannya sekitar Rp 40 juta habis," ucap Edward. "Jadi kayak perampokan. Uang itu setoran ke atasan untuk parkir. Dari lantai 3 sampai bawah itu darah semua," sambungnya. Baca berita tanpa iklan.

Edward mulai mencari tahu keberadaan Doli. Dijumpainya beberapa orang. Sempat didapatnya kabar Doli dibawa oknum Brimob. Namun, informasi itu tidak benar. Sampai akhirnya, sekitar pukul 00.00 WIB, diketahui Doli berada di Rumah Sakit Bhayangkara, Medan. Di sana ia melihat Doli terkapar di atas tempat tidur dalam kondisi tidak sadarkan diri.

"Saya pikir sudah engga ada lagilah anak saya. Sudah kayak mayat, babak belur di muka, kepala, badan. Sudah komalah. Nangis-nangislah kami semua," ungkapnya.

Doli pun dibawa ke Polrestabes Medan pada Selasa (6/8/2024) malam untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Edward mengaku mendapat beberapa informasi dari teman Doli serta pengakuan dari Doli terkait apa yang terjadi sebelumnya.



Bahwa pada Sabtu (3/8/2024), Doli yang merupakan Ketua Ikatan Pemuda Karya (IPK) Ranting Sekip datang ke sebuah diskotek di Jalan Putri Hijau bersama temannya.

"Ributlah di diskotek itu. Dia (Doli) waktu membayar bill sudah ribut. Kawannya yang ribut sama TNI ini. Jadi karena dia ketua di situ, dialah dikenal orang. Kena pukullah dia pakai kursi dan jatuh. Dibawalah dia pulang.
Sementara kawannya yang lain main terus," sebutnya.

"Doli ngakunya berantem sama prajurit TNI marga Sirait, bukan si Prada Defliadi itu. Waktu itu Doli gak tahu mereka TNI karena tidak berpakaian dinas. Yang lainlah yang menghajar TNI itu (Prada Defliadi) di Sekip, bukan Doli. Si Doli tidak tahu soal pembacokan itu," tambahnya.

Ia menuturkan, dalam keadaan mabuk, Doli dibawa ke kediamannya di Jalan Orde Baru. Sedangkan kawannya lanjut berkelahi dengan prajurit TNI. Dari sana Edward mengetahui akhirnya yang membawa Doli dari rumah ialah prajurit TNI.

Edward mengatakan telah melaporkan kejadian tersebut ke Polrestabes Medan. Pihaknya berharap hukum ditegakkan dengan adil. Sebab penganiayaan tersebut tidak dibenarkan.

"Kalau pun ada salah, kan gak boleh begitu caranya. Sampai rumah diobrak-abrik. Saya terima hukum itu. Tapi caranya itu yang saya gak suka. Dihajar (Doli) di depan wajah mamanya," ujarnya.

Kepala Penerangan Kodam I/BB Kolonel Rico Siagian mengatakan, prajurit TNI mendatangi rumah Doli usai mendapati Prada Defliadi terluka parah. Pihaknya mengamankan Doli dari lantai 3.

"Saat dijemput yang bersangkutan (Doli) bersembunyi di lantai 3 rumahnya dan melakukan perlawanan saat mau diamankan. Mau ambil pistol air softgun," bebernya.

Sebelumnya diberitakan, Kapolrestabes Medan Kombes Teddy John Sahala Marbun mengatakan, ada 5 orang yang ditetapkan menjadi tersangka kasus penganiayaan Prada Defliadi, anggota Yonif 100/PS.

Tersangka yang diamankan ada dua orang, yakni Ketua Ikatan Pemuda Karya (IPK) Ranting Sekip berinisial DHM (34) atau Doli dan anggotanya, RDS (45). Sementara tiga tersangka lainnya, TT, MJS, dan MIR masih diburu.

"Untuk motif masih didalami," kata Teddy saat diwawancarai di Polrestabes Medan pada Selasa (6/8/2024) malam. (*)

Editor
: Wilfred Manullang
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru