Jelang Panen Raya di Sumut, Menko Zulhas Minta Pemda Ikut Mengantisipasi

Medan (harianSIB.com)

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan mengatakan, jelang panen raya padi dan jagung di Sumut perlu ada antisipasi dari pemerintah daerah, karena pemerintah pusat sudah menetapkan harga gabah Rp6.500 per kg dan jagung Rp5.000 per kg.

Hal itu dikatakan Zulkifli Hasan, yang akrab disapa Zulhas, didampingi Penjabat Gubernur Sumut Agus Fatoni dan Pj Sekdaprov Sumut Effendy Pohan, kepada wartawan usai Rapat Koordinasi Bidang Pangan bersama kepala daerah se-Sumatera Utara, Selasa (21/1/2025), di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur Sumatera Utara, Medan.

Baca Juga:

• KPK akan Telusuri Proyek Lain di Sumut Pasca OTT
• DPRD SU Kecewa Kadis PUPR Sumut Terjaring OTT KPK

Dikatakannya, Bulog akan menyerap hasil panen padi, tetapi Bulog tidak sanggup maka perlu kerja sama semua pihak dari gubernur, para bupati dan wali kota untuk bertanggungjawab terkait hasil panen dengan hasil 2 kali lipat.

Menteri Zulhas melanjutkan, panen tebu panen gula naik 50 persen atau naik 2 kali lipat dari tahun lalu. Oleh karena itu, semua pihak harus berkoordinasi dengan instansi terkait agar harganya tidak turun sehingga tidak merugikan petani tebu.

Baca Juga:

• Skandal Proyek Jalan Sumut! KPK Sebut Pemenangnya Sudah Diatur
• Laporan Warga soal Jalan Rusak Bongkar Korupsi Berjemaah di Sumut

Ia juga menyoroti perlunya percepatan pembangunan irigasi, mengingat terdapat 2 juta jaringan irigasi yang rusak di Sumatera Utara, yang menyebabkan banyak petani mengalami gagal panen.

Terkait ketersediaan pupuk, Zulhas memastikan penyaluran pupuk kini lebih mudah dengan penyederhanaan administrasi, sehingga petani dapat memperoleh pupuk dengan cepat.

Sumut, kata Zulhas, juga memiliki potensi besar di sektor perikanan dan perkebunan rakyat. Komoditas seperti kopi, kelapa, coklat dan cengkeh terus menunjukkan peningkatan hasil.

Di sisi lain, Zulhas mengajak seluruh pihak mendukung program makan bergizi gratis untuk anak-anak Indonesia. Saat ini, program tersebut baru menjangkau sekitar 16 juta anak secara nasional, dan diharapkan semakin banyak pihak terlibat dalam menyukseskannya. (*)