Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Selasa, 12 Agustus 2025
Seminar Berkhotbah Penatua GKPI Medan Kota di Oomi Lezato Cafe & Resto

Bishop Pdt Abdul Hutauruk, MTh: Waktu Khotbah Jangan Menyinggung-nyinggung Orang Lain

Horas Pasaribu - Minggu, 30 Maret 2025 09:12 WIB
746 view
Bishop Pdt Abdul Hutauruk, MTh: Waktu Khotbah Jangan Menyinggung-nyinggung Orang Lain
Foto SIB/ Horas Pasaribu
FOTO BERSAMA: Bishop GKPI Pdt Abdul Hutauruk MTh, Pendeta GKPI Medan Kota Resort Medan Barat Pdt Dr Jhon Piter Simorangkir, Pdt Dr Janhotner Saragih dosen STT Abdi Sabda, Owner Oomi Lezato Resto &Cafe Rooslynda Marpaung, para penatua dan calon penatua

Pembicara lain pada seminar lokakarya tersebut adalah, Pdt Dr Janhotner Saragih, dosen STT Abdi Sabda. Pdt Dr Jhon Piter Simorangkir/Vikar Rain Bow Hutabarat, S.Fil sebagai pendamping lokakarya. Seminar diawali dengan ibadah, khotbah disampaikan Pdt Pardi M Silalahi, MTh, Korwil GKPI Wilayah II. Hadir juga jemaat GKPI Sriwijaya yang juga owner Oomi Lezato Cafe & Resto Rooslynda Marpaung.

Kegiatan ini dilaksanakan seksi Pembinaan dan Pelayanan Rohani GKPI Medan Kota diketuai Pnt Rosmery Lumbantobing , Sekretaris Pnt Ester Silaban. Didukung oleh Pengurus Harian Jemaat. Kegiatan berlangsung dua hari, ditutup, Sabtu (29/3).

Secara terpisah, Pendeta GKPI Resort Medan Barat Pdt Dr Jhon PE Simorangkir mengatakan, tema semiloka (Seminar Lokakarya) berkhotbah untuk para Penatua dan Calon Penatua GKPI Medan Kota, Resort Medan Barat ini adalah, firman Allah itu berkuasa, hidup dan kuat (Ibrani 4:12; 1 Samuel 3:19).

Baca Juga:


Hal-hal berharga yang telah disegarkan melalui Selsmiloka ini kata Pdt Jhon PE Simorangkir adalah, khotbah itu harus kuat berdiri pada prinsip: "Pernyataan Tuhan yang disampaikan," bukan "pidato," beda dengan preacher (pengkhotbah) dan speaker.
Isi khotbah sangat penting agar menyentuh dan "nyambung" dengan pengalaman hidup umat dan situasi konkrit umat atau jemaat.

Isi khotbah juga kata dia harus membantu jemaat untuk mengalami dan melakukan pertobatan.
Gestures (gerakan tubuh dan postur) dan kontak dengan jemaat (pendengar) harus sesuatu yang memadai. Gestures dan nada suara harus ada untuk memberi penekanan pada bagian-bagian dari khotbah dianggap penting.

Baca Juga:

"Ada sistematika yang jelas, penekanan (merenungkan bagian penting), membangun dialog (humor), seperti yang ditekankan Pdt. Dr. Janhotner Saragih (pembicara utama dari STT Abdi Sabda)," ungkapnya.(*)

Editor
: Eva Rina Pelawi
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru