Pemerintah dan GPBI Berkolaborasi Atasi Penyakit Babi, ASF di Sumut

Medan(harianSIB.com)

Pemerintah melalui kementerian dan Dinas Peternakan Sumatera Utara berkolaborasi dengan Gerakan Peternak Babi indonesia (GPBI) mengatasi penyakit African Swine Fever (ASF) di Sumatera Utara melalui diskusi, di Medan, Rabu (28/5/2025).

"Kita melakukan rapat koordinasi penanggulangan penyakit babi, ASF bekerja sama dengan Dinas Peternakan Sumut. Karena sampai saat ini penyakit babi, ASF masih belum tertanggulangi di Sumut dan Indonesia umumnya," ujar Arif Hukmi, Kepala Balai Veteriner Medan.

Dikatakannya, dari 2019 hingga 2025, terdapat 8 titik ASF dikabupaten kota di Sumut.

Baca Juga:

• Kabar Gembira Bagi Peternak Babi, Vaksin Avac African Swine Fever Live Sudah Tersedia di Sumut
• Silaturahmi GPBI Raya Sumut Berlangsung Meriah

"Sehingga untuk menanggulanginya dilakukan rapat koordinasi dinas kabupaten kota yang terlibat, yaitu Langkat, Binjai, Sergai, Deliserdang dan Karo untuk langkah pertama. Dan untuk selanjutnya akan dilakukan di seluruh Sumatera Utara," tegasnya sembari menyebut yang dibahas terkait langkah-langkah pencegahan penyakit tersebut.

Disebutnya, jika sebelumnya belum ada vaksin untuk mencegah penyakit ini, sekarang vaksin ASF sudah ada.

Baca Juga:

• 150 Ekor Ternak Babi Milik Warga Kecamatan Raya Mati
• Pemkab Dairi Belum Bisa Berikan Bibit Ternak Babi kepada Masyarakat

"Sekarang dari Kementerian Pertanian sudah memiliki vaksin ASF namun masih dalam tahap pengujian dengan mengaplikasikan di lapangan," urainya.

Dengan hadirnya vaksin ini, peternak yang ada dibimbing meningkatkan keamanan ternak babi, bebas dari penyakit ini yang berciri khas demam dengan masa inkubasi 7-14 hari yang akhirnya mati.

Sementara, Ketua GPBI, Heri Ginting mengapresiasi kementerian dan dinas menyosialisasikan vaksin ASF secara terus-menerus.

"Terima kasih kepada kementerian yang berkolaborasi dengan GPBI sehingga peternak bisa meningkatkan hasil ternaknya," tuturnya, sembari mengingatkan bahwa 2025 inilah awal kebangkitan peternak.

Selanjutnya, diharapkan vaksin sudah ada pada Juni 2025.

"Kami juga berharap pemerintah memberi subsidi vaksin sehingga membantu para peternak," katanya.

Tesra Ananta, Kepala Bid Keswan Dinas Perkebunan dan peternakan Sumut mengatakan, penyakit babi ini mulai 2019 hingga saat ini.

"Pemprov Sumut sejak awal sudah berupaya mengendalikan penyakit ini, karena keterbatasan vaksin namun saat ini vaksin sudah tersedia untuk mengendalikan penyakit ini," tutupnya. (*)