Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 16 Juni 2025

Viktor Silaen Desak PT Pertamina dan APH Usut Tuntas Penjualan Pertalite 2,4 Ton di Tapteng

Firdaus Peranginangin - Senin, 16 Juni 2025 13:51 WIB
150 view
Viktor Silaen Desak PT Pertamina dan APH Usut Tuntas Penjualan Pertalite 2,4 Ton di Tapteng
Foto harian SIB.com/Firdaus
Viktor Silaen SE MM.
Medan(harianSIB.com)

Anggota DPRD Sumut Dapil Tapanuli Viktor Silaen SE MM mendesak PT Pertamina Patra Niaga dan Aparat Penegak Hukum (APH) mengusut tuntas penjualan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dalam jumlah besar, mencapai 2,4 ton yang diisi dengan 80 jerigen di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), karena sarat kejanggalan dan tanda tanya besar bagi masyarakat serta berpotensi menimbulkan spekulasi negatif di tengah masyarakat.

"Ini ada apa, kok terjadi pembelian volume BBM bersubsidi sangat besar dan tidak wajar, tapi diperbolehkan. Ini membuka kemungkinan terjadinya praktik-praktik penyelewengan dalam distribusi BBM bersubsidi. Kita sama-sama tahu, penyaluran Pertalite dalam jumlah 2,4 ton itu bukanlah sesuatu yang lazim, apalagi jika itu terjadi di luar jalur resmi melalui SPBU. Ada apa sebenarnya ini," tegas Viktor Silaen kepada wartawan, Senin (16/6/2025) di DPRD Sumut.

Baca Juga:

Menurutnya, transaksi dalam jumlah besar seperti itu patut dicurigai mengandung unsur transaksional yang melibatkan pihak-pihak tertentu secara tidak sah, yang bisa merugikan masyarakat serta mengancam keadilan distribusi energi bersubsidi.

"Saya mendesak Pertamina dan seluruh instansi terkait agar segera menyelidiki persoalan ini secara serius. Jangan sampai ada pembiaran, karena ini menyangkut kepercayaan publik dan keadilan sosial," ujar Viktor sembari mengingatkan, bahwa BBM bersubsidi seperti Pertalite diperuntukkan bagi masyarakat kecil, khususnya sektor transportasi rakyat dan pelaku usaha kecil dan tentunya akan berdampak terhadap ekonomi mereka.

Baca Juga:

Berkaitan dengan itu, anggota Komisi D itu meminta PT Pertamina Patra Niaga tidak hanya menyelidiki, tapi juga mempublikasikan hasil investigasinya secara terbuka kepada masyarakat, sebab transparansi sangat penting, agar masyarakat tidak berspekulasi macam-macam. Jangan biarkan ada kesan bahwa persoalan ini ditutup-tutupi atau dibiarkan mengambang.

Selain itu, Viktor juga meminta sanksi tegas dijatuhkan kepada SPBU yang menjual Pertalite dalam jumlah besar secara tidak wajar dan jika terbukti ada pelanggaran dari SPBU tanpa dasar yang jelas, harus diberi sanksi dan jangan anggap masalah ini hal sepele, karena menyangkut hajat hidup orang banyak.

Viktor mengajak seluruh pihak, termasuk pemerintah daerah dan aparat penegak hukum, untuk turut serta mengawasi distribusi BBM bersubsidi di lapangan agar tepat sasaran, karena kasus-kasus seperti ini bukan hanya mencoreng nama Pertamina, tetapi juga menimbulkan ketidakadilan sosial jika terus dibiarkan.

Penegasan itu disampaikan Viktor menanggapi berita SIB News Network (SNN), Sabtu (15/6/2025) terkait adanya pembelian BBM jenis pertalite yang diisi dalam 80 jerigen dengan total 2,4 Ton milik PT Horizon, yang merupakan perusahaan industri perikanan di Pondok Batu, Kabupaten Tapanuli Tengah.

Awalnya Arifin, pembeli pertalite menyebutkan, bahwa BBM yang diisi di SPBU Raidja Panggabean Utama yang terletak di Jalan S Parman, Kota Sibolga itu memiliki izin yang dikeluarkan oleh Dinas Perikanan Ketahanan Pangan Pemerintah Kota Sibolga.

"Saya dari gudang Horizon, saya mengantongi surat rekomendasi ada 4. Dan akan membeli pertalite 1 ton lebih," katanya kepada SNN, Jumat (14/6/2025) siang. Adapun surat rekomendasi yang ditunjukkan oleh Arifin, yakni Sekoci Alat Bantu Purse Sein (KM. Lima Bersaudara)
WPP 572, Herly Sekoci Alat Bantu Purse Sein (KM. Nusantara Baru) WPP 572.

Kemudian, Sumardi Sekoci Alat Bantu Purse Sein (KM Victory Baru) WPP 572, Cendra Tufik Sekoci Alat Bantu Purse Sein (KM Nusantara Baru) WPP 572 dengan masing-masing jumlah kouta yang bisa diambil sebanyak 2500 liter untuk masing-masing sekoci setiap bulan.(*)

Editor
: Wilfred Manullang
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru